Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Vaksin Berbayar Akhirnya Ditunda, Potret Buruknya Manajemen Kebijakan Pemerintah

12 Juli 2021   13:18 Diperbarui: 12 Juli 2021   14:13 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angka ini diluar 3 juta dosis vaksin Moderna yang diberikan oleh pemerintah Amerika serikat yang tiba di Indonesia Minggu (11/07/21) kemarin.

Jumlah vaksin ini akan terus bertambah di bulan-bulan mendatang. Kondisi yang menurut Kemenkes, memungkinkan masyarakat Indonesia bisa divaksinasi sebanyak-banyaknya.

Jumlah vaksin tersebut akan mampu memvaksinasi setidaknya 49,618 juta orang. Menurut data yang dirilis katadata.co.id hingga 9 Juli 2021, jumlah masyarakat Indonesia yang sudah divaksin sebesar 50,6 juta orang.

Dari jumlah itu 35,8 juta orang menerima dosis pertama, sementara 14,9 juta orang sudah mendapatkan vaksin kedua.

Sepertinya pemerintah sudah di jalur yang benar dalam melaksanakan vaksinasi Covid-19 ini, lebih dari 1 juta dosis vaksin per hari berhasil diberikan pada masyarakat.

Pemerintah pun terus berupaya keras meningkatkan cakupan vaksinasi pada masyarakat.

Presiden Jokowi menargetkan bahwa pada Agustus mendatang jumlah vaksin yang disuntikan pada masyarakat bisa mencapai 2 juta per hari.

Setelahnya angka yang ditargetkan mencapai 5 juta per hari. Mungkin target ini diterjemahkaan oleh bawahannya untuk melakukan segala cara agar target itu tercapai.

Salah satunya dengan serampangan membuka opsi vaksin berbayar,tanpa mempertimbangkan seluruh aspek yang mungkin akan terjadi.

Secara sosial politik dan ekonomi clear sekali memang opsi vaksin berbayar ini memang tak layak untuk dipertimbangkan, selain akan menimbulkan kegaduhan secara politik juga terlihat tak berkeadilan secara sosial.

Berapapun harga vaksin itu, ketika itu sudah berbayar ya tetap saja menjadi semacam pendekatan kapitalisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun