Makanya kita harus bijak memilih dan memilah informasi yang kita konsumsi ditengah banjir informasi yang berseliweran dihadapan kita.
Memang tak semua orang mampu melakukan ini, apalagi dengan algoritma artficial intelegent yang cenderung membuat kita terkungkung dalam gelembung informasi sejenis, yang menjadikan kita menjadi seperti katak dalam tempurung.
Hal tersebut menjadikan kita melihat dunia dari sisi yang itu-itu saja, jika itu informasi negatif maka yang berdatangan ya informasi yang menimbulkan kecemasan sehingga kita tak bisa rasional lagi.
Ada baiknya kita menghindari sumber informasi tersebut, atau bisa juga dengan memperluas sumber informasi lain.
Selain itu pihak berwenang dalam hal ini pemerintah harus membuktikan bahwa ketersedian barang yang menjadi sasaran panic buying itu stoknya mencukupi.
Himbauan tanpa bukti meyakinkan bahwa stok tersedia akan sia-sia. Kecemasan akan tetap memenuhi relung masyarakat hingga kecemasan yang ada dalam pikirannya bisa dibuktikan sebaliknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H