Memasak itu mengasyikan, itu yang saya tulis saat pertama kali mengunggah artikel memasak semur daging sapi.
Saking asyiknya saya jadi kecanduan, kali ini saya akan memasak Ikan Nila bumbu kuning, orang Sunda bilang itu "dipesmol".
Sebenarnya seorang pria yang tak biasa masak, ketika memiliki kesempatan untuk memasak ya biasa saja.
Bukan berarti lantaran artikel politik saya kerap kali di "peangin" atau pembacanya menyusut seperti yang diungkapkan Acek Rudy Gunawan dalam tulisannya "Artikel Politik Sepi, Penulis Politik Nyemur Sapi"
Meskipun sebenarnya bisa jadi juga sih alasannya seperti yang ditulis oleh my very best friend asal Makasar tersebut.
Awalnya sih merasa tersanjung (bukan judul sinetron) disana sini memuji tapi disetiap ujungnya menyedihkan, but its oke emang begitu kok faktanya.
Faktanya memang menyedihkan, gimana enggak sedih coba, tulisan politik aktual yang biasanya memiliki viewer rata-rata paling jelek 500 viewer, saat ini untuk 200 viewer saja susahnya setengah mati.
Bayangin tulisan politik yang sempat menjadi primadona, viewernya dilibas  ama Mba Naz si Ratu artikel masak memasak atau tenggelam oleh tulisan spoilernya Steven.
Tapi ya, semua memang ada waktu edarnya, mungkin saat ini berpihak kepada mereka, biarkan saja lah.
Hobi tetap hobi, eksistensi sebagai kompasianer yang "cukup populer" harus dipertahankan, meski terpaksa harus mengkombinasikan genre tulisan tak hanya berkutat diseputar politik tok "nulis masak memasak" pun dijabanin deh.
Enggak aneh juga sih sebenarnya, switching atau mengkombinasikan genre tulisan untuk tetap eksis, seperti yang diungkapkan oleh Kong Felix Tani dalam artikelnya yang mengaku penulis paling kenthir sejagat, ia menyematkan "Kompasianer aneh pada saya disandingkan dengan Koh Rudy dan Bang Guido.