Sepanjang hidup saya, hanya dua tim nasional selain timnas Indonesia yang menjadi favorit saya dalam setiap gelaran turnamen sepakbola antar negara yakni Jerman dan Inggris.
Saya tak pernah bisa menyukai tim-tim di luar negara Eropa yang menjadi favorit banyak orang seperti Brasil dan Argentina. Padahal saya tahu secara tim dan individu mereka sebenarnya memang keren, undebatable.
Tapi lantaran saya lebih suka gaya permainan sepakbola yang efektif dan efesien makanya Jerman dan Inggris menjadi timnas yang paling saya sukai.
Di era sebelum memasuki tahun 2000-an gaya permainan sepakbola dunia sangat terfragmentasi dengan jelas, ada gaya kick and rush, ada negara yang mengusung gaya umpan-umpan pendek dari kaki ke kaki satu dua sentuhan.
Atau ada juga gaya seperti Brasil dan Argentina yang banyak mengandalkan talenta-talenta keren milik mereka yang memiliki keterampilan  meliuk-liuk melewati pemain lawan dengan teknik yang luar biasa tinggi, sehingga memang terlihat indah, makanya di era 90 gaya permainan Brasil dijuluki Jogo Bonito atau sepakbola Indah.
Inggris dan negara-negara di wilayah Great Britania seperti Skotlandia, Irlandia, dan Irlandia Utara  serta negara-negara Skandinavia semacam Norwegia dan Swedia gemar mempraktikkan kick and rush style.
Tendang dan berlari, terkadang hanya dalam 3 sentuhan bola sudah berada dalam kotak pinalti lawan. Sayap kanan dan kiri  menjadi elemen yang sangat penting dalam mempraktekan gaya kick and rush ini.
Kontruksi serangan selalu berawal dari kedua sisi lapangan, kemudian diumpan jauh lambung atau menyusur tanah ke kotak pinalti.
Filosofinya semakin banyak bola di kotak pinalti lawan probabilitas mencetak gol ke gawang lawan menjadi lebih tinggi.
Mereka jarang sekali berlama-lama memegang bola, aliran bolanya sangat cepat dengan pergerakan pemain yang efektif, mereka selalu berusaha memaksimalkan setiap peluang yang ada.