Secara umum dan syariat, puasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal lain yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga tenggelamnya matahari di ufuk langit.
Sampai sini kita tentunya kita sangat paham bahwa puasa itu sangat erat kaitannya dengan makanan dan minuman.
Makanan dan minuman dalam prespektif kesehatan selalu berkelindan mesra dengan kesehatan, salah satu elemen yang membuat keduanya erat berhubungan ialah berat badan.
Mengkonsumsi makanan dan minuman berkorelasi dengan ukuran berat bedan. Volume asupan, jenis, dan waktu makanan itu dikonsumsi menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi naik turunnya berat badan kita.
Menurut banyak ahli, yang jelas puasa itu sangat bagus untuk kesehatan tubuh, salah satunya untuk menjaga berat badan tubuh.
Saat berpuasa, tubuh akan membakar lemak berlebih di sekitar organ seperti ginjal maupun hati. Hal ini dapat membantu mencegah fungsi organ terganggu.
Selain itu, pembakaran lemak menjadi energi saat puasa juga dapat menurunkan berat badan.
Para ahli mengatakan bahwa apabila berpuasa secara benar dan teratur, maka akan memberikan manfaat jangka panjang bagi tubuh, yaitu membantu meningkatkan sistem pencernaan dan metabolisme secara keseluruhan.
Tapi jangan salah, bisa jadi penerimaan tubuh terhadap puasa pun berbeda-beda untuk setiap individu, sangat mungkin berat badan menjadi naik lantaran kita cenderung makan lebih teratur, apalagi dalam porsi yang cukup banyak.
Namun, ada juga yang bertambah kurus secara drastis, lantaran porsi makanan yang dikonsumsi sangat sedikit saat sahur, tak sedikit orang yang tak terbiasa makan pada jam makan sahur dan merea tak mampu menyesuaikan diri, akibatnya nafsu makan turun alhasil berat badan kita bisa turun cukup tajam.
Menurut sejumlah litelatur yang saya baca, makan sahur merupakan salah satu hal yang diperlukan untuk menjaga berat badan tubuh kita saat berpuasa.
Selain itu, tak makan sahur juga dapat membuat tubuh kita lemas sepanjang hari hingga waktu berbuka puasa tiba.
Lebih jauh lagi pilihan jenis makanan yang dikonsumsi saat sahur sangat berpengaruh terhadap ketersedian energi dalam tubuh kita.
Menurut ahli gizi, seperti yang saya kutip dari berbagai sumber bacaan yang saya dapatkan, beberapa pilihan makanan sahur antara lain, Oats, sereal berserat tinggi.
Kemudian kita juga harus mengkonsumsi makanan bertepung seperti nasi dan biji-bijian lainnya, sejenis Yogurt atau roti gandum utuh, dan jangan lupa sayur-sayuran.
Disamping makan saat sahur, menurut sejumlah ahli gizi yang saya sarikan, terdapat 5 hal lain yang harus diperhatikan agar kita mampu menjaga berat badan tubuh kita agar tak melorot drastis saat puasa.
Pertama, memperbanyak asupan kalori dan gizi penting lainnya, yang merupakan salah satu kunci utama agar berat badan tetap stabil saat berpuasa.
Namun, bukan berarti kita harus menumpuk seluruh makanan ber kalori tinggi dalam satu kesempatan makan seperti saat berbuka atau sahur, lakukan penambahan kalori secara bertahap.
Kita bisa menambahkan 300-500 kalori per hari dalam beberapa kali makan, pada saat sahur dan berbuka. Pilihlah makanan berkabohidrat tinggi, berprotein, dan kaya akan lemak baik seperti, beras merah,
Atau bisa juga mengkonsumsi roti, kacang-kacangan, ikan, daging merah atau putih dan sayuran.
Kedua, perhatikan waktu makan, kita harus memaksimalkan waktu antara berbuka dan sahur untuk mempertahankan berat bedan kita.
Caranya konsumsi makanan ringan atau camilan sehat dalam interval rapat pada masa itu. Seperti misalnya kurma, berbagai  produk susu, jus atau buah-buahan segar, bisa juga kolak atau makanan lain dengan jumlah yang disesuaikan.
Ketiga, atur konsumsi dan waktu minum agar berat badan tubuh kita tetap stabil saat berpuasa. Menjaga tubuh agar tidak dehidrasi sangat penting apalagi saat puasa.
Meski demikian, bukan berarti bisa minum lebih dari yang seharusnya. Hal yang perlu diperhatikan yakni mengatur waktu minum. Pasalnya, waktu minum yang tak tepat bisa menyebabkan asupan makanan berkurang.
Alih-alih minum terlalu banyak sebelum sahur atau saat berbuka, cobalah minum setelah makan. Minum sebelum makan justru membuat kita merasa lebih kenyang, sehingga porsi makan pun lebih sedikit.
Keempat, perhatikan cara memasak, menggoreng makanan saat berpuasa sebaiknya dihindari, meskipun hal itu tantangan besar bagi kita.
Lantaran biasanya justru di bulan puasa inilah makanan hasil digoreng merupakan camilan favorit. Boleh saja kita mengkonsumsi camilan seperti gorengan, tetapi jangan dilakukan terlalu sering dan jumlahnya harus diatur.
Memang betul makanan tersebut bisa menjaga atau menambah berat badan kita, tetapi akan membuat tubuh kita tak bertenaga di siang hari.
Disarankan pada saat puasa lebih banyak memasak dengan cara di kukus atau dipanggang, tetapi bila menginginkan boleh juga digoreng, menggunakan sedikit minyak.
Kelima, tetap lakukan olahraga secara rutin namun dengan waktu dan intensitas yang disesuaikan. Misalnya waktu berolahraganya diatur menjadi sore hari menjelang berbuka puasa.
Dan olahraganya pun jangan yang terlalu berat, misalnya jalan cepat, atau aerobic yang intensitasnya rendah dengan durasi tak terlalu lama.
Olahraga ini perlu dilakukan agar tubuh bisa tetap mengkonversi lemak yang bisa jadi menumpuk menjadi energi.
Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan adalah semuanya harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan kita masing-masing.
Bisa jadi metode ini cocok bagi sebagian yang lain, tapi tak tertutup kemungkinan kurang cocok bagi pihak lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H