"Network (jaringan) pertama. Investasi itu butuh network," kata Donny, seperti dilansir Bisnis.Com, Sabtu (10/04/21).
Kriteria selanjutnya adalah sosok tersebut harus mampu membuat investasi masuk ke Indonesia dan punya dampak langsung terhadap pembukaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi.
Nah, sosok Sandi Uno secara teknis kelihatannya sangat cocok dengan jabatan ini. Pengalaman panjangnya di dunia bisnis saya kira akan membantu tugas-tugasnya di kementerian bentukan baru ini.
Jaringan bisnisnya membentang dari Amerika, Eropa hingga di Asia. Kemampuan negosiasi dan kedalaman pengetahuaannya di dunia bisnis internasional tak diragukan lagi.
Selain itu, karena menteri itu jabatan politis  tentu saja hal ini harus diperhitungkan, dan saya kira  dalam koalisi pendukung Jokowi pun sosok Sandi ini akan diterima.
Namun, jika Sandi ditunjuk berarti reshuffle yang akan terjadi menjadi lebih luas karena posisi Sandi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  harus diganti, padahal ia baru 3 bulan lalu menduduki jabatan tersebut.
Artinya adaptasi kembali harus terjadi bagi pengganti Sandi dan organ-organ di dalam Kemenpar dan Ekonomi Kreatif, dan itu akan menimbulkan distraksi untuk mencapai target kebangkitan industri pariwisata di Indonesia setelah luluh lantak dihantam pandemi Covid-19.
Bagi Sandi, jika ia ditunjuk sebagai Meninves selain ia harus membangun birokrasi di Kementerian yang baru itu, ia pun kembali harus mengadaptasi dirinya dengan tugas barunya tersebut.
Padahal waktu tak sepenuhnya berpihak kepadanya, karena masa kerjanya mungkin hanya 3 tahun saja.Â
Nah, bagaimana dengan Bahlil Lahadalia, jika BKPM dilebur ke dalam Kementerian Investasi saya rasa secara birokratis ia lah yang paling pas dan cocok menduduki jabatan Menteri Investasi "pertama" di Indonesia.
Bahlil tak akan membutuhkan waktu lama untuk beradaptasi dan mungkin ia bisa langsung bekerja lantaran ia pada dasarnya hanya akan berganti kapal namun personalia yang mengisinya akan tetap sama.