Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Seseorang Menyerang Mabes Polri, Contoh Dahsyatnya Cuci Otak ala Teroris

31 Maret 2021   18:13 Diperbarui: 1 April 2021   09:03 4481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KompasTV via tribunnews.com

Ketidakadilan akan dipompakan menjadi dasar di awal ke dalam pikiran mereka. Dalam konteks "terorisme Islam" mereka merasakan sistem yang ada baik secara nasional maupun global menindas umat Islam.

Mereka yang sudah merasa demikian, kemudian diajak menemukan para pelaku ketidakadilan tersebut, dan itu telah masuk fase ke dua.

Pada fase ketiga mereka mencoba menemukan siapa dibalik penindasan umat Islam. 

Ketika Indonesia menganut demokrasi, kelompok-kelompok teroris menyebut negara sebagai 'pemerintahan setan'. Oleh karena itu, mereka melihat penegak hukum seperti polisi sebagai musuh.

Pada fase keempat, mereka mulai setuju untuk menggunakan segala cara, termasuk pemboman bunuh diri. Orang-orang yang setuju dengan apa yang dilakukan kelompok teroris mungkin berada pada tahap ini.

Pada fase kelima mereka mulai mempersiapkan diri untuk menyerang, dan itu sudah tertanam bahwa perbuatannya tersebut merupakan pertempuran suci melawan kebatilan.

Ketika memasuki fase keenam yakni saat eksekusi dilakukan, dalam hati dan pikiran mereka sudah tak ada keraguan, cuci otak berhasil dilakukan dan mereka sudah tak berpikir apapun selain pertempuran suci itu.

Makanya 2 kejadian terakhir bom bunuh diri di depan Gereja Katedral di Makasar dan yang terjadi sore tadi di Mabes Polri menunjukan betapa dahsyatnya hasil cuci otak para pelaku terorisme.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun