Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dwi Tarung Catur Dewa Kipas vs GMW Irene Ada, Musabab Serial The Queens Gambit Berjaya

21 Maret 2021   07:42 Diperbarui: 22 Maret 2021   17:22 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Olahraga catur kini seperti menemukan momen kebangkitan, isu  tentang permainan asah otak ini belakangan banyak menyita perhatian publik terutama di dunia maya.

Saya melihat  fenomena ini ada,  lantaran  pengaruh dari salah satu serial Netflix The Queens Gambit  yang sukses secara komersial dan banyak meraih penghargaan, terakhir serial ini meraih 2 penghargaan di ajang kontestasi film Golden Globe Award 2021.

Mereka meraih penghargaan sebagai Miniseri terbaik dan Anya Joy Taylor yang berperan sebagai Beth Harmon menjadi Aktris Pemeran Utama terbaik untuk kategori film Miniseri.

Mini seri  The Queens Gambit yang  berkisah seputar permainan catur beserta berbagai drama dilatarnya diperankan begitu sempurna oleh Anya Joy Taylor sehingga berhasil menyedot perhatian  segenap penggemar film di berbagai penjuru dunia.

Rekor baru dicetak untuk penayangan serial ini menurut catatan Netflix tak kurang 62 juta akun menjadi penonton selama 4 minggu pertama penayangannya.

Meskipun seperti halnya sebuah produk keberhasilan serial ini faktornya tak tunggal, selain jalan ceritanya yang keren, pemerannya mampu menterjemahkan karakternya secara sempurna, promosi Netflix untuk The Queens Gambit bisa disebut sangat masif.

Serial yang pertama kali dirilis pada 23 Oktober 2020 berhasil menceritakan keajaiban catur tahun 60-an yang dikombinasikan kecanduan alkohol dan obat-obatan serta self harm dengan bumbu feminisme ditambah sedikit isu politik perang dingin antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet saat itu.

Selain keberhasilan di sisi internal, secara eksternal pun rupanya serial The Queens Gambit memberi pengaruh terhadap penjualan novel Walter Tevis yang diterbitkan pada tahun 1983. Novel yang menjadi inspirasi utama serial ini kembali berhasil menembus daftar buku best seller New York Times.

Di sisi lain lagi dan mungkin sebelumnya tak terlalu diperhitungkan ternyata permainan catur Beth Harmon, karakter dalam serial ini begitu memikat sehingga mampu memengaruhi banyak orang untuk memulai hobi baru dan menaruh minat pada catur untuk pertama kalinya.

Anya mampu menghidupkan karakter Beth Harmon sehingga memicu permainan catur menjadi budaya pop baru diminati khalayak ramai, terutama para milenials yang sangat melek terhadap dunia digital dan internet.

Alhasil menurut catatan situs Chess.com jumlah pengguna situs mereka meningkat hingga 5 kali lipat sejak serial tersebut dirilis.

Jumlah user mereka pada 22 Oktober 2020 hanya sekitar 6.000 akun, dalam jangka waktu sebulan setelah The Queens Gambit rilis naik sangat tajam menjadi sekitar 30.000 akun pengguna dan terus tumbuh bahkan kini sudah mencapai ratusan ribu pengguna.

Pun demikian dengan penjualan papan catur, menurut catatan platform e-commerce e bay permintaan terhadap papan catur meningkat hingga 250 persen.

Di luar itu, jika dikaitkan dengan polemik yang belakangan lagi "happening" antara Dewa Kipas dengan  Gotham Chess yang berujung pada dwi tarung catur antara Dewa Kipas A.ka Dadang Subur versus GMW Irene Kharisma Sukandar yang rencananya akan dilangsungkan Senin (22/03/21) besok.

Diakui atau tidak, ada andil serial The Queens Gambit juga di dalamnya sehingga polemik yang berawal dari permainan catur daring ini menjadi begitu besar. Selain tentu saja ada isu nasionalisme warganet +62 yang berkelindan dalam soal tersebut.

Namun, tanpa ketertarikan terhadap catur yang terbangun seperti setelah serial ini rilis, polemik Dewa Kipas ini tak akan banyak menyita perhatian publik.

Dan dengan munculnya kontroversi  Dewa Kipas ini atensi masyarakat Indonesia menjadi lebih besar lagi, bahkan jika kita amati di berbagai laman media sosial rencana dwi tarung antara Dewa Kipas vs GMW Irene menjadi hal yang paling ditunggu.

Apapun hasil dan kontroversi yang mengiringinya, fenomena pertarungan catur antar keduanya tersebut seperti sebuah extravaganza yang banyak menarik minat publik, sesuatu yang tak pernah terjadi sebelumnya.

Sebenarnya situasi ini bisa menjadi sebuah modal sosial yang sangat menguntungkan bagi dunia catur Indonesia andai mampu di kelola dengan baik oleh insan catur Indonesia.

Atensi besar masyarakat terhadap dunia catur saat ini menjadi modal besar bagi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) untuk terus menggali bakat-bakat besar catur yang nantinya mampu mengharumkan nama bangsa dan negara.

Ada pelajaran lain yang bisa dipetik dari rentetan semua kejadian in yang menggambarkan pemtingnya sebuah tontonan dalam hal ini film, menjadi sebuah tuntunan yang pada akhirnya bisa mengubah konstelasi sosial kehidupan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun