Lebih jauh lagi Jokowi menambahkan bahwa yang mewacanakan penambahan masa jabatan presiden di masa kepemimpinannya hanya untuk mencari muka atau mencelakannya.
"Ada yang ngomong presiden dipilih 3 periode, itu ada 3. Ingin menampar muka saya, ingin cari muka, padahal saya punya muka. Ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja, sudah saya sampaikan," ucap Jokowi.
Dari sini sebenarnya sudah jelas dan terang wacana itu dimatikan oleh pihak yang paling berkepentingan. Tapi anehnya tiba-tiba saja ramai lagi jadi bahan perbincangan 1 tahun 4 bulan setelah wacana itu pertama kali menguar ke ruang publik.
Ada apa dengan PKS, Demokrat, dan Amien Rais yang menolak suatu isu yang basi?
Jangan-jangan ini gimmick politik mereka agar elektabilitas mereka naik?
Padahal sependek pengetahuan saya, tak ada satu pun partai koalisi pendukung pemerintahan Jokowi yang mewacanakan penambahan masa jabatan presiden menjadi 3 periode baru-baru ini.
Ada kesan PKS, Demokrat, dan Amien Rais tengah mencari panggung dan celah untuk menyerang pemerintah atas sesuatu isu yang sudah jelas terang tak pernah menjadi concern Jokowi dan koalisi pendukungnya.
Jadi mereka goreng sendiri isu lama itu agar terlihat kekinian dan menjadi kegaduhan baru diruang publik, mungkin mereka sedang mencoba menjadi pahlawan kesiangan atas sesuatu isu yang muncul 1,4 tahun lalu untuk meraih simpati publik.
PDIP sendiri sebagai partai penguasa melalui Ketua DPP -nya Saleh Basarah, menolak wacana penambahan masa jabatan presiden tersebut.
"Bagi PDIP, masa jabatan presiden dua periode seperti yang saat ini berlaku sudah cukup ideal dan tidak perlu diubah lagi," kata Basarah dalam keterangan tertulisnya, Seperti dilansir CNNIndonesia.Com, Minggu (14/03/21).
Apalagi kemudian setelah mereka angkat isu ini, Hidayat Nur Wahid menyatakan bahwa mereka yakin Jokowi akan menolak wacana penambahan masa  jabatan presiden ini.