Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petrus Kisah Kelam Orba, dan Hubungannya dengan Tato serta Pembunuhan Letkol Steven Adam

11 Maret 2021   10:38 Diperbarui: 13 Maret 2021   06:11 2604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demi mendengar dan menyaksikan kejadian yang menimpa "anak emasnya" tersebut, Jenderal Moerdani yang saat itu juga merangkap sebagai Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib), kemudian murka se murka-murkanya terhadap para preman-preman bertato tersebut.

Kemudian ia merancang sebuah operasi yang lantas dikenal masyarakat sebagai "petrus" bersama level atas pemangku keamanan di Indonesia.

Ia bersama petinggi-petinggi keamanan menyampaikan konsep petrus ini kepada penguasa orba Presiden Soeharto. 

Soeharto lantas merestui kebijakan petrus ini seperti yang ia sampaikan dalam otobigrafinya 'Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya'.

Ia beralasan bahwa petrus sebagai upaya mencegah kejahatan seefektif mungkin dengan harapan menimbulkan efek jera.

"Dengan sendirinya kita harus mengadakan treatment, tindakan yang tegas. Tindakan tegas bagaimana? Ya, harus dengan kekerasan. Tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, dor! dor! begitu saja. Bukan! Tetapi yang melawan, ya, mau tidak mau harus ditembak. Karena melawan, maka mereka ditembak," kata Soeharto, dalam otobiografinya tersebut.

Pada kenyataannya, seperti yang diberitakan berbagai media massa saat itu, mereka disebutkan tak pernah melawan atau tertangkap sedang melakukan kejahatan, hanya karena bertato saja sudah cukup bagi mereka yang dianggap penjahat dihabisi oleh petrus.

Mayat mereka bisa ditemukan dimana saja diberbagai kota di Indonesia dengan kondisi peluru menembus dada atau kepalanya, tangan terikat atau dimasukan ke dalam karung, digeletakan begitu saja diemperan toko atau di tempat pembuangan sampah sekitar pasar, bantaran kali, hingga semak-semak.

Bagi mereka yang sudah hidup dan cukup besar untuk mengingat mungkin pernah mendengar atau bahkan menyaksikan kejadian tersebut.

Dan bisa merasakan  bahwa tindakan yang dilakukan petrus terlepas dari segala kontroversinya memang sangat efektif menurunkan tingkat kriminalitas di Indonesia.

Masyarakat umum menjadi merasa hidup lebih aman dan tenang saat itu. Saya yang waktu itu masih berusia balita, banyak mendengar cerita ini dari orang tua saya dengan berbagai teori konspirasi yang menghiasi cerita tentang petrus ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun