Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Jim Morrison, Sang Penyair Rock and Roll Penuh Misteri

20 Februari 2021   12:13 Diperbarui: 20 Februari 2021   12:24 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir setengah abad silam musisi  rock and roll legendaris, Sang Pujangga Rock and Roll Jim Morrison meninggal dunia.  Ia ditemukan tak bernyawa oleh kekasihnya Pamela Courson dalam bathtube di sebuah apartemen yang mereka sewa di kawasan  Rue Beautrellis Paris Perancis.

Menurut beberapa sumber bacaan yang saya dapatkan, keberadaan keduanya di Paris itu merupakan langkah awal dari Jim Morrison untuk lebih mendalami dan menuju totalitas untuk menjadi seorang penyair.

Namun kondisi mental Jim yang kecanduan alkohol membuat keadaannya runyam, ia disebutkan bisa menenggak wiskhy hingga 3 botol sehari, jadi praktis hari-harinya ia beraktivitas dalam kondisi tak sadar.

Banyak orang menyebutkan bahwa Jim meninggal karena overdosis Heroin, namun ada juga yang menyebutkan bahwa ia meninggal lantaran bunuh diri, meskipun secara resmi Jim Morrison disebutkan meninggal karena serangan jantung.

Namun sejumlah sumber lainnya, meyakini bahwa Musisi kelahiran Melbourne, Florida Amerika Serikat pada 8 Desember 1943 ini, tak meninggal karena heroin lantaran ia benci dan nyaris phobia terhadap jarum suntik yang biasa digunakan untuk memasukan heroin ke dalam tubuh seperti yang diungkapkan oleh Laurie Historian.

Jadi jika pun ia menggunakan heroin tak disuntikan tapi dibakar dan biasanya jika hanya dibakar kemudian dihirup melalui hidung agak sulit untuk menyebabkan seseorang overdosis.

Misteri kematian Jim Morrison ini hingga kini masih belum jelas benar penyebabnya, lantaran saat ia meninggal Pamela sang kekasihnya tak mengijinkan pihak medis untuk melakukan otopsi.

Bahkan kabar meninggalnya Jim ini baru diketahui publik secara resmi 6 hari setelah kematiannya. Pihak keluarga dekat dan sahabat-sahabatnya termasuk personil The Doors grup musik yang ia gawangi tak menghadiri pemakamannya yang dikuburkan di Pere Lachaisse sebelah Timur Kota Paris.

Menurut Scott Stanton dalam bukunya bertajuk "The Tombstone Tourist"  beberapa waktu sebelum Jim meninggal ketika berada di Paris ia menelusuri kota Paris untuk menuntaskan keingintahuannya tentang dunia para penyair yang dulu sempat menghabiskan waktunya di Paris seperti Charles Baudelaire hingga Ernest Hemingway.

Dalam satu kesempatan ia menyempatkan diri untuk menginap di L'Hotel di Rue Des Beaux Arts Paris tempat pujangga, penyair dan penulis naskah drama terkenal Irlandia Oscar Wilde meninggal dunia pada tahun 1900, ia pun kemudian berziarah ke makam Wilde, tempat dimana Jim Morrison pun akhirnya dimakamkan Cimetiere du Pere Lachaise di pinggiran kota Paris.

Dalam buku tersebut Stanton pun mengisahkan perihal detik-detik kematian seperti yang diungkap Pamela Courson sang kekasih Jim kepadanya. 

Malam sebelum kematian Jim, Pamela dan Jim menghabiskan waktunya dengan menonton sebuah film klasik berjudul Pursue yang dirilis tahun 1947 dengan bintang Robert Mitchum di sebuah bioskop tak jauh dari apartemennya.

Lalu kemudian mereka kembali ke apartemennya, sebelum beranjak keparaduan mereka menonton beberapa film tentang Jim Morrison hingga akhirnya Pamela terlelap duluan.

Namun kemudian ia terbangun lantaran mendengar suara Jim tersedak dalam tidur, Pamela lantas membangunkan Jim yang ternyata tersedak bukan karena lendir namun darah yang keluar dari mulutnya.

Pamela kemudian berusaha mencoba memanggil petugas medis, tapi upaya itu ditolak Jim lantaran ia merasa sudah membaik, dan lebih memilih menenang diri dengan berendam di bathtub apartemennya, dan Pamela kembali melanjutkan tidurnya.

Paginya sekitar pukul 8 waktu setempat, ketika Pamela bangun ia mendapati Jim masih di dalam bathtub dalam keadaan tidak sadar dengan darah segar keluar dari hidungnya.

Kemudian Pamela memanggil sahabatnya Alan Ronay dan petugas medis, setengah jam kemudian petugas medis datang dan mengangkat Jim yang dalam keadaan tak sadarkan diri ke tempat tidur kemudian melakukan restitusi jantung, tapi nyawa sang legenda musik rock and roll itu telah tiada.

Pamela belum mengabarkan kondisi ini pada siapapun meskipun kabar kepergian selamanya Jim mulai menguar ke publik, hingga ke Amerika Serikat.

Mendengar gosip tersebut Bill Siddon manajer grup band The Doors kemudian menghubungi Pamela, setelah Pam memastikan kabar kematian Jim, Siddon terbang ke Paris.

Setibanya di Paris, Pamela kemudian menunjukan jasad Jim Morrison yang sudah berada dalam peti mati dan ia pun menunjukan sertifikat kematiannya.

Entah karena panik atau apa Bill tak menanyakan apapun perihal kematian Jim, hal yang kemudian disayangkan  dan memicu kemarahan rekan Jim Morrison di The Doors, Ray Manzarek.

Pada Rabu 7 Juli 1971 jasas Jim dimakamkan di Cimetiere du Pere Lachaise yang hanya dihadiri oleh 5 orang termasuk, Bill, Pamela, Alan.

Karena begitu tertutupnya proses kematian musisi sekaligus penyair  legendaris bernama asli James Douglas Morrison ini hingga kini masih misterius.

Rekannya Ray Manzarek dalam bukunya "Light My Fire - My Light With The Doors" menguraikan betapa kecewanya mereka karena tak mengetahui sama sekali apa yang terjadi dengan kematian Jim Morrison.

Ia menuliskan semacam teori konspirasi terkait kematian sahabatnya tersebut dengan berbagai kejanggalan di dalam bukunya tersebut.

Seperti diketahui Ray Manzerek merupakan salah satu sahabat Jim Morrison sejak masa kuliahnya di Jurusan Sinematografi University of California (UCLA) California AS, bersama Ray  lah Jim membentuk grup band The Doors yang kemudian membuat nama Jim Morrison menjadi legenda musik rock and roll dunia pada tahun 1967.

Bersama John Densmore sebagai drummer dan Robby Kreiger  sebagai gitaris, Ray yang memainkan piano dan Jim Morrison sebagai vokalis sekaligus pencipta lagunya The Doors menjadi pujaan publik penggemar musik dunia.

Genre musik yang mereka usung disebut sejumlah pengamat musik psychedelik rock, rock and roll hingga jazz rock.

Sepanjang karirnya The Doors telah melahirkan 8 album yang 7 album diantaranya masih digawangi oleh Jim Morrison.

Nama Jim Morrison sendiri sebenarnya lebih besar dari nama The Doors, lantaran sejumlah kontroversi dan prestasinya sebagai penulis lagu dan vokalisnya.

Salah satu lagu karya yang sangat kontoversial adalah The End, yang liriknya sangat kasar cenderung tak senonoh, tapi anehnya lagu inilah yang paling banyak diminta oleh penggemarnya untuk dinyanyikan dalam setiap konsernya.

Selain itu ada lagu lain yang sempat membuat polemik di AS saat itu dan merupakan salah satu lagu paling terkenal The Doors, Light My Fire, yang seolah menggambarkan kehidupan nyata yang pemuh kontroversi dengan kegemarannya menggunakan obat terlarang, alkohol dan seks.

Bebarapa kali pula Jim harus berurusan dengan pihak berwajib, bahkan ia merupakan musisi pertama yang ditahan polisi saat tengah diatas panggung pada Desember 1967, karena ketika jeda lagu ia kedapatan sedang berasyik masyuk dengan seorang perempuan di belakang panggung.

Insiden yang paling diingat publik adalah saat ia di Miami AS ketika ditengah keramaian ia menunjukan penisnya sehingga kemudian di denda US$ 500, angka yang cukup besar saat itu.

Namun ketika segala kontroversinya dibarengi dengan prestasinya sebagai seorang musisi dan penyair yang sangat hebat hingga ia bukan hanya dikenal sebagai musisi dan aktor tapi sudah menjadi ikon budaya pop dunia nyaris serupa atau hingga titik tertentu melebihi Andy Warhol.

Sosok Jim Morrison begitu melekat diingatan banyak orang, bahkan diingatan mereka yang baru mulai hidup setelah dirinya meninggal.

Syair dan kata-kata dalam lirik lagunya menjadi inspirasi banyak orang yang mencari kebebasan dan jawaban atas kehidupan bahkan terhadap sebuah kematian.

Makanya tak heran jika makamnya di Cimetiere du Pere Lachaise dikunjungi banyak orang dari berbagai bangsa dari seluruh dunia hingga kini, bahkan sudah seperti tujuan wisata di Paris.

Di atas makamnya tertulis kalimat panjang yang seolah meramalkan takdirnya akan mati muda namun akan diingat sepanjang masa.

Jim Morrison menyebut dirinya seumpama bintang terang yang melesat dilangit. Setiap orang memandangnya takjub dan wuussss tiba-tiba bintang itu hilang begitu saja, orang-orang tak akan pernah lagi melihat bintang yang sama lagi, tapi dalam saat bersamaan mereka tak akan pernah lupa padanya 

Apabila diandaikan dengan pujangga Indonesia ia serupa dengan pujangga  yang cukup ikonik Chairil Anwar yang juga mati muda, "sekali berarti lalu mati".

Walau telah berakhir masanya, hikayat Jim Morrison hingga kini masih bercadar misteri  yang sepertinya tak pernah berujung, entah sampai kapan.

This is the end 

Beautiful friend

This is the end

My only friend, The end.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun