Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerakan Politik Baru Dicanangkan Trump, Setelah Pemakzulannya Kembali Gagal

14 Februari 2021   10:49 Diperbarui: 14 Februari 2021   11:08 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trump dianggap politisi paling berpengaruh dalam sejarah Amerika modern yang menghidupkan kultur liberal. Meskipun dalam saat yang bersamaan kultur politik AS yang dikenal bermartabat, elegan, dan penuh tradisi merosot di era kepemimpinan Trump.

Pada era Trump, sinisme terhadap warga kulit berwarna atau rasisme menjadi permasalahan utama. Bahkan, Ku Klux Klan atau gerakan white supremacists pun bangkit pada era Trump. 

Konservatisme memang sangat lekat dengan Populisme, karena didorong rasa superioritas dan majoritarianisme membuat ini tak terbendung.

Langkah Trump yang mengejutkan adalah, mengangkat Amy Coney Barrett menjadi haki agung. Ini menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Trump memang condong ke arah konservatisme.

Namun demikian, di sisi lain diakui atau tidak di awal kepemimpinan Trump masa sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk AS, Trump mampu menggerakan perkonomian AS melalui sejumlah kebijakannya yang berhasil mengurangi pengangguran dan menciptakan banyak lapangan kerja.

Dari sisi perdagangan luar negeri, Trump berhasil membangun trade deal yang efektif dan menguntungkan perekonomian AS.

Dengan gagalnya pemakzulan ini maka kesempatan Trump untuk maju dalam Pilpres 2024 menjadi terbuka lebar.

Kultur politik  yang tumbuh karena pesona pribadi seperti yang dikontruksi oleh Trump sepertinya akan terus berjaya.

Trumpisme yang tadinya akan dimatikan pertumbuhannya oleh Partai Demokrat melalui pemakzulan ternyata tak berhasil dilakukan.

Trumpisme sepertinya akan terus mewarnai politik Amerika ke depan. Kultur yang cenderung pada American first bahkan white supremacy, yang proteksionis dalam perdagangan dan bersedia menggerakan sentimen agama konservatif untuk politik harus bersiap dihadapi kembali oleh masyarakat AS.

Meskipun suatu saat Trump telah memudar kultur politik ultra kanan ala Trumpisme dalam politik AS akan tetap hidup dan mencari"sejenis Trump yang lain."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun