Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerakan Politik Baru Dicanangkan Trump, Setelah Pemakzulannya Kembali Gagal

14 Februari 2021   10:49 Diperbarui: 14 Februari 2021   11:08 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya untuk kedua kalinya dalam satu periode masa kepemimpinannya, Donald Trump Jr Presiden AS ke-45 ini kembali lolos dari pemakzulan atau impeachment dalam persidangan pidana politik yang dilakukan Senat Amerika Serikat.

Seperti dilansir CNN.Com, sidang Senat tentang pemakzulan yang berlangsung selama 5 hari ini diakhiri dengan voting, meskipun mayoritas Senator menyatakan Trump bersalah dengan 57 suara menyatakan bersalah berbanding 43 suara meyakini Trump tak bersalah.

Namun angka tersebut kurang 10 suara untuk meraih 67 suara yang merupakan treshold sebagai batas minimal sesuai konstitusi AS seorang Presiden dapat di makzulkan.

Terdapat 7 suara Senator Republikan yang menyatakan Trump bersalah  atas tuduhan penghasutan seperti yang dikontruksi oleh Manajer Pemakzulan dari Partai Demokrat.

Seperti diketahui sidang pemakzulan jilid ke-2 ini dilakukan setelah Trump dituduh menghasut pemberontakan atas kejadian tanggal 6 Januari 2021 di Capitol Hill yang menewaskan 4 orang pendukungnya dan 1 orang petugas keamanan.

Demi mendengar kabar gagalnya pemakzulan terhadap dirinya, mantan Presiden AS Donald Trump ini menyambut gembira seraya mengatakan bahwa gerakan politiknya baru saja dimulai.

"Gerakan bersejarah, patriotik, dan indah kami untuk Make America Great Again baru saja dimulai," kata Trump dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan beberapa saat setelah pemungutan suara di Senat, seperti dilansir Bisnis.Com

Untuk merealisasikannya Trump mengungkapkan bahwa dalam beberapa bulan ke depan dia memiliki banyak agenda untuk mewujudkan visi Amerika Serikat yang cerah, bersinar, dan tak terbatas.

Hal ini seperti menjadi penanda bahwa Trump akan kembali maju untuk Pilpres AS 2024. 

Seperti yang diungkapkan oleh banyak pengamat politik internasional, masyarakat AS pasca kepemimpinan Trump sudah berbeda dengan masa sebelumnya.

Terlepas dari segala tingkah kontroversialnya, Trump hingga titik tertentu mampu menggerakan konservatisme masyarakat AS hingga tingkat yang belum pernah ada sebelumnya.

Trump dianggap politisi paling berpengaruh dalam sejarah Amerika modern yang menghidupkan kultur liberal. Meskipun dalam saat yang bersamaan kultur politik AS yang dikenal bermartabat, elegan, dan penuh tradisi merosot di era kepemimpinan Trump.

Pada era Trump, sinisme terhadap warga kulit berwarna atau rasisme menjadi permasalahan utama. Bahkan, Ku Klux Klan atau gerakan white supremacists pun bangkit pada era Trump. 

Konservatisme memang sangat lekat dengan Populisme, karena didorong rasa superioritas dan majoritarianisme membuat ini tak terbendung.

Langkah Trump yang mengejutkan adalah, mengangkat Amy Coney Barrett menjadi haki agung. Ini menegaskan bahwa pemerintahan Presiden Trump memang condong ke arah konservatisme.

Namun demikian, di sisi lain diakui atau tidak di awal kepemimpinan Trump masa sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia termasuk AS, Trump mampu menggerakan perkonomian AS melalui sejumlah kebijakannya yang berhasil mengurangi pengangguran dan menciptakan banyak lapangan kerja.

Dari sisi perdagangan luar negeri, Trump berhasil membangun trade deal yang efektif dan menguntungkan perekonomian AS.

Dengan gagalnya pemakzulan ini maka kesempatan Trump untuk maju dalam Pilpres 2024 menjadi terbuka lebar.

Kultur politik  yang tumbuh karena pesona pribadi seperti yang dikontruksi oleh Trump sepertinya akan terus berjaya.

Trumpisme yang tadinya akan dimatikan pertumbuhannya oleh Partai Demokrat melalui pemakzulan ternyata tak berhasil dilakukan.

Trumpisme sepertinya akan terus mewarnai politik Amerika ke depan. Kultur yang cenderung pada American first bahkan white supremacy, yang proteksionis dalam perdagangan dan bersedia menggerakan sentimen agama konservatif untuk politik harus bersiap dihadapi kembali oleh masyarakat AS.

Meskipun suatu saat Trump telah memudar kultur politik ultra kanan ala Trumpisme dalam politik AS akan tetap hidup dan mencari"sejenis Trump yang lain."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun