Hingga akhirnya pada suatu malam kedua orangtuanya tak lagi mendengar suara keluh dan tangisan Helenina, sebab ia telah meninggal dunia karena sakitnya dalam usia 6 tahun.
Dari sinilah kemistisan lagu ini bermula.
Sepekan setelah kematian Helenina, Van Rodjnik kerap mendapati istrinya menyenandungkan lagu Nina Bobo diranjang kosong putrinya.
Saat ia menanyakan alasannya, sang istri mengaku kalau setiap malam ia selalu didatangi arwah putrinya, sambil menangis ia memohon kepada ibunya untuk menyanyikan lagu Nina Bobo.
Sejak kematian Helenina keluarga tersebut tak sama lagi, istrinya terus murung, hingga akhirnya ia pun jatuh sakit dan tak lama berselang Mustika pun menyusul putrinya, meninggal dunia.
Semenjak ditinggal istrinya, Van Rodjnik tinggal sendirian di rumahnya dan kerap merasakan berbagai keganjilan yang mengganggu dirinya.
Setiap malam ia seperti  mendengar suara tangis anak yang memilukan tanpa henti. Hingga pada suatu malam Van Rodjnik terbangun karena suara tangisan itu makin keras dan jelas terdengar.
Kemudian dalam saat bersamaan ia pun mendengar kalimat ditengah tangis suara anaknya tersebut.
"Papa....kenapa tak lagi menyanyikan lagu untuk Nina" ujar suara tersebut.
Van Rodjnik kemudian termenung dan akhirnya memutuskan untuk menyanyikan lagu Nina Bobo setiap malam agar suara tangis dan ratapan putrinya tak terdengar lagi  hingga akhir hayatnya.
Kisah tragis yang mengharu biru penuh mistis ini boleh dipercayai atau tidak toh ini seperti halnya berbagai kisah urban legend yang lain, yang kebenarannya belum jelas karena tak ada sumber valid terkait hal ini.