Akun media sosial Instagram milik Raffi memiliki 48 juta pengikut, angka yang cukup fantastis dan bisa disebut salah satu pemilik pengikut terbesar di Indonesia.
Sementara Akun Youtube-nya, RANentertainment memiliki 18,9 subscriber. Belum lagi beberapa di medsos lain seperti Tik-Tok.
Dengan fakta tersebut artinya sekali Rafii mencuit atau menulis apapun di akunnya tersebut maka paling tidak ada 50 juta orang akan langsung mendapat pemberitahuan terkait ucapannya tersebut.
Apalagi jika kemudian diamplifikasi oleh akun-akun lain maka efeknya akan sangat dahsyat. Untuk itulah pemerintah menunjuk Raffi sebagai penerima perdana vaksin Covid-19, agar pengalaman dirinya divaksinasi dapat dilihat publik bahwa di vaksin itu oke-oke saja, aman dan sehat walaupun masih tetap harus mematuhi protokol kesehatan.
Sayangnya, Raffi mungkin lupa atau abai terkait hal itu. Beberapa jam setelah vaksinasi Covid-19 di Istana, Raffi malah terlihat melanggar protokol kesehatan, seperti dalam gambar yang sudah bisa dilihat diberbagai laman media sosial.
Meskipun Raffi kemudian meminta maaf dan berjanji tak akan melakukannya lagi, tapi "the damage has done."
Hal serupa juga terjadi pada Ahok, seperti dilansir Kompas.com, Ahok hadir dalam acara ulang tahun Ricardo Gelael pemilik gerai waralaba KFC Indonesia yang juga dihadiri Raffi.
Kehadiran Ahok  itu kemudian menjadi viral lantaran foto-fotonya diunggah ke media sosial oleh akun milik Anya Geraldine dan Raffi Ahmad sendiri.
Sebagai tokoh publik yang memiliki kekuatan pengikut begitu besar seharusnya mereka berhati-hati dalam segala ucap dan lakunya.
Seperti kata Uncle Ben "setiap kekuatan besar itu akan selalu diiringi dengan tanggungjawabnya"
Raffi dan Ahok tentu saja memiliki sejumlah privilege karena "kekuatannya itu", dan itu sangat membantu sekali terhadap kehidupannya secara keseluruhan.