Sementara Bank Jago yang dimiliki oleh Gojek bisa membantu pembiayaan untuk mitra drivernya dan menyalurkan kredit untuk para mitra Go food maupun pelapak online yang ada di Tokopedia.
Tak pelak lagi jika kedua perusahaan rintisan tersebut benar-benar bergabung, bakal menjadi sebuah sinergi luar biasa yang akan membawa eksosistem bisnis digital Indonesia menjadi lebih matang lagi dan bisa menjadi lokomotif yang akan menarik bisnis digital Indonesia ke tempat yang lebih memiliki manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.
Namun ada satu hal yang membuat saya khawatir terrkait isu penggabungan ini, masalah data.
Data merupakan aset yang sangat berharga dan mahal di era digital ini. Integrasi dan kolaborasi keduanya lewat merger tentu saja akan membuat duo start up tersebut punya akses data yang sangat besar yang tentunya bisa dimonetisasi.
Mereka bahkan bisa saja memonopoli data pengguna Indonesia. Dengan kondisi ini mungkin saja ada penyalahgunaan data yang mereka miliki itu, meskipun mungkin secara institusi mereka akan berusaha maksimal agar data itu terlindungi, namun secara individu kita tak pernah tahu.
Mungkin kita masih ingat jutaan data pelanggan Tokopedia  merembes keluar dan diperjualbelikan, inilah yang harus benar-benar diperhatikan.
Terlepas dari itu, jika merger Gojek dan Tokopedia ini terjadi, harapannya bisa berimplikasi positif bagi perkembangan ekosistem dan ekonomi digital di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H