Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kembang Api Identik dengan Perayaan Tahun Baru, Bagaimana Awal Ceritanya?

19 Desember 2020   08:26 Diperbarui: 19 Desember 2020   08:27 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2020 yang segera kita akan lalui ini karena pandemi Covid-19  semuanya menjadi berbeda, termasuk malam pergantian tahun menuju tahun baru 2021.

Suasananya akan terasa lain dengan berbagai malam pergantian tahun lalu dan bertahun-tahun sebelumnya. Sudah dapat dipastikan seluruh kegiatan yang biasanya dilakukan di malam penyambutan tahun baru kali ini akan jauh dari berbagai kegiatan yang menimbulkan kerumunan.

Lupakanlah pesta, hilangan keinginan untuk mendengar dentuman ringan diiringi warna warni kembang api menghiasi angkasa pada saat hitung mundur pergantian tahun.

Padahal momen  menyalakan kembang api untuk menyambut tahun baru seperti sebuah kewajiban dimanapun kita berada. Tanpa kembang api kemeriahan perayaan tahun baru serasa berkurang.

Kok bisa yah menyalakan kembang api menjadi semacam ritual tahunan dalam menyambut tahun baru?

Begini ceritanya, Kembang api atau dalam bahasa Inggris disebut firework ini pertamakali ditemukan di China.

Terkait penemuan kembang api ada dua cerita legenda yang banyak di percaya oleh banyak pihak.

Satu sumber menyatakan, Konon katanya Kembang api pertama kali ditemukan secara tak sengaja oleh juru masak asal China.

Kejadiannya sekitar 2000 tahun yang lalu. Saat itu, sang juru masak tadi untuk sebuah keperluan, mencampurkan beberapa bahan kimia seperti Sulfur, Batubara, dan Potasium nitrat yang kemudian ia masukan  ke dalam sepotong bambu.

Kemudian bambu tersebut ia letakan tak jauh dari  tungku,  tiba-tiba karena suatu sebab Bambu tadi jatuh ke dalam bara yang menyala dan duaaaar, ledakan keras terjadi berpijar-pijar seperti kembang api.

Sumber lain, dan ini dianggap lebih valid. Kembang api pertama  kali ditemukan oleh Li Tian seorang Bhiksu di daerah Liu Yang Provinsi Yunan China. Pada masa Dinasti Song sekitar abad 9 Masehi.

Seperti kita ketahui bubuk mesiu pertama kali ditemukan di China, dan saat itu Ia menggunakan bubuk mesiu tersebut untuk membuat petasan, yang dalam perkembangannya kemudian memiliki variasi yang kita kenal sekarang dengan sebutan kembang api.

Petasan yang diciptakan sang Bhiksu itu sebenarnya bertujuan untuk membuat kehidupan yang abadi, lantaran mereka percaya roh jahatlah yang mengambil nyawa manusia.

Dan untuk mengusir roh jahat itu. Mereka mempercayai bahwa dengan suara yang sangat keras maka roh tersebut akan pergi, makanya kemudian diciptakanlah petasan yang ledakannya menimbulkan ledakan yang sangat keras.

Sejak saat itu menurut situs National Geographic masyarakat China selalu memperingati momen penemuan petasan yang bertepatan dengan  tanggal 18 April tersebut  dengan cara memberi persembahan kepada arwah Bhiksu Li Tian.

Petasan pertama kali dikemas dengan memakai tunas bambu lalu dilemparkan ke dalam kobaran api yang sedang menyala dan kemudian meledak sehingga menimbulkan suara yang keras.

Seiring waktu, tunas bambu  kemudian diganti dengan kertas dan menggunakan sumbu yang panjang terbuat dari semacam kertas tipis menyerupai tisu untuk membakarnya.

Pada abad ke 10 orang-orang China kemudian menggunakan mesiu yang merupakan bahan dasar pembuatan petasan untuk membuat bom. Mereka biasanya melekatkan bubuk mesiu itu pada anak panah sebelum membidik dan menembak musuhnya

Cara seperti ini hingga kini masih dipergunakan terutama pada pertunjukan kembang api.

Secara global penyebaran petasan ini terjadi, Ketika penjelajahan Marcopolo mencapai China, Marcopolo dan pasukannya mendapati keberadaan mesiu tersebut untuk kemudian mereka bawa saat kembali ke Eropa sekitar tahun 1295.

Tak hanya mencapai Eropa, penyebaran bubuk mesiu ini kemudian berlanjut sampai ke semenanjung arab pada abad ke 13, yang dibawa oleh para misionaris dan diplomat penjajah Perancis.

Di Eropa bubuk mesiu ini kemudian dikembangkan menjadi senjata yang mematikan, yang kemudian disebut senjata api dan meriam, 2 macam senjata tersebut merupakan beberapa variasi penemuan dari bubuk mesiu ini.

Meskipun sudah dikembangkan menjadi senjata dengan teknologi yang lebih maju. Bentuk awal dari penemuan bubuk mesiu  berupa petasan tetap dipertahankan.

Ide orisinal kembang api yang mereka bawa dari China tersebut mereka gunakan sebagai bagian hiburan dan penanda saat perayaan-perayaan tertentu.

Saking tenarnya kembang api, diawal  abad pertengahan para pelawak di Eropa menggunakan kembang api sebagai bagian dari pertunjukan untuk menghibur penonton.

Di Inggris kembang api pun sangat disukai untuk menjadi bagian dari sebuah hiburan, raja-raja Inggris sangat menyukainya. Kembang api pertama kali dinyalakan di Inggris saat Raja Henri VII melangsungkan pernikahan.

Tsar Rusia rupanya tak mau kalah, saat anaknya lahir, selama lima jam kembang api secara nonstop dinyalakan untuk menyambut kelahiran anaknya tersebut.

Lantas bagaiamana ceritanya kemudian kembang api bisa sampai ke Benua Amerika, saat orang-orang Eropa berkelana ke Benua Amerika, resep kembang api pun mereka bawa ke sana.

Kapten John Smith merupakan orang Amerika pertama yang menyalakan kembang api pada tahun 1608 di Jamestown Virginia.

Meskipun sudah berlangsung sejak lama, namun kembang api baru menjadi sebuah bagian tradisi dari sebuah perayaan saat deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat diproklamirkan tanggal 4 Juli 1776.

Seiring waktu warna dan bentuk ledakan yang dihasilkan kembang api menjadi lebih berwarna dan bisa menghasilkan bentuk tertentu.

Orang-orang Eropa mengembangkan semua ini pada jaman renaisans melalui sekolah-sekolah piroteknik(teknik menciptakan ledakan dan kembang api). Murid-muridnya mampu menciptakan berbagai skema ledakan yang rumit.

Italia yang merupakan salah satu negara terpenting dalam perkembangan kembang api. Dari sanalah kembang api dengan berbagai bentuk dan warna itu lahir.

Sekitar tahun 1830 an mereka berhasil menambah warna warni baru dalam kembang api seperti yang kita kenal sekarang.

Awalnya kembang api itu cuma satu warna, yaitu warna oranye. Berkat orang-orang Italia yang menambahkan berbagai senyawa ke dalam adonan kembang api.Seperti stronium untuk memunculkan warna merah, Barrium untuk warna hijau, tembaga untuk warna biru dan sodium untuk warna kuning.

Kembang api menjadi terlihat lebih indah dilihat, kesan extravaganza selalu lekat dengan kembang api. Tak heran kembang api memang seperti tercipta untuk berbagai  perayaan terutama tahun baru yang sebentar lagi akan kita lewati

Walaupun bagi sebagian masyarakat yang mempercayainya ledakan kembang api pada saat tahun baru, tak sekedar sebatas hiburan ada filosopi terkandung dibaliknya. Merujuk pada  awal penciptaan petasan yang merupakan induk dari kembang api oleh Bikshu Li Tian, yakni untuk mengusir roh jahat.

Roh jahat biasanya datang saat transisi waktu, ya perpindahan dari tahun yang lama ke tahun yang baru. Merupakan bagian transisi itu.

Mungkin tahun 2020 ini pesta kembang api seperti yang biasanya terjadi tak akan dilakukan untuk mencegah kerumunan yang berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Semoga ditahun-tahun yang akan datang kita dapat menyaksikan kembali, warna warni indah kembang api dalam menyambut tahun baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun