Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kadernya Korupsi di Kabinet Jokowi, Tanggung Jawab Prabowo dan Megawati Mana?

7 Desember 2020   10:24 Diperbarui: 7 Desember 2020   10:44 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam 2 pekan terakhir, 2 menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin oleh Presiden Jokowi harus kehilangan jabatannya gara-gara diringkus Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Eks Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo tertangkap dalam operasi tangkap tangan di Bandara Soetta Rabu (25/11/20).

Edhy tersangkut kasus korupsi ekspor bayi lobster. Ia menduduki jabatan Menteri KKP  sebagai wakil dari Partai Gerindra  di Kabinet Jokowi Jilid II.

Kursi menteri itu merupakan jatah dari Jokowi karena Gerindra  berkenan mendukung koalisi Pemerintahannya, untuk itu Gerindra mendapat 2 jatah kursi menteri, satu lagi diduduki Ketua Umum Gerindra, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

Terkait laku korup anak buahnya tersebut Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto tak sekalipun muncul di hadapan publik untuk meminta maaf secara langsung kepada masyarakat luas atas tindakan tak senonoh kadernya, yang ia bawa masuk kabinet.

Sikap Prabowo yang disebutkan merasa kecewa dengan tindakan Edhy ini hanya disampaikan oleh adiknya yang juga merupakan Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra, Hasyim Djojohadikoesumo.

"Pak Prabowo sangat marah, sangat kecewa, merasa dikhianati," ujar Hashim. Jumat (04/12/20). Sependek pengetahuan saya,  belum mendengar Gerindra secara resmi meminta maaf kepada rakyat Indonesia terkait hal itu.

Belum kering bibir masyarakat membicarakan kasus korupsi di Kementerian KKP, sepuluh hari kemudian Juliari Peter Batubara  Menteri Sosial dibekuk KPK karena bantuan sosial berbentuk sembako yang seharusnya diberikan untuk kepentingan rakyat, malah  ia gunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan diri sendiri.

Ia lacurkan jabatannya demi "fee" bansos senilai Rp. 17 miliyar, hebat sekali rasanya wakil yang dikirimkan partai penguasa ini.

Ingat betul saya, beberapa saat sebelum Presiden Jokowi mengumumkan susunan kabinetnya Megawati Ketua Umum  Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) meminta jatah kursi kabinet lebih banyak dari pihak lain yang mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019.

"Nanti di (pemerintahan) Pak Jokowi (jatah menteri) harus banyak. Orang kita pemenang. Jangan nanti saya dikasih cuma empat (menteri) ya. Emoh," kata Megawati saat membuka Kongres PDIP di Hotel Grand Inna Bali Beach, Kamis (08/08/19). Seperti dilansir CNBCIndonesia.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun