Anehnya  khusus untuk Rizieq hal itu pun tak berlaku setelah beristirahat sejenak, ia menerima banyak tamu termasuk Gubernur DKI Jakarta yang juga merupakan salah satu petinggi Gugus Tugas penanganan Covid-19 DKI, Anies Baswedan.
Saya tak tahu persis apa yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut, namun menurut Tengku Zulkarnain Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia yang juga ada di lokasi ketika Anies datang, kedatangan Anies hanya temu kangen sambil minum teh saja tak ada urusan politik, hanya sedikit membicarakan masalah rencana pernikahan putri ke-4 Rizieq , Syarifah Najwa Shihab.
"Namanya sahabat lama nggak jumpa, sampai sini mau menikahkan anaknya kan bisa, silaturahim," ujar Tengku seperti dilansir Detik.com, Rabu (11/11/20).
Jika mengacu pada pernyataan Tengku ini artinya Anies Baswedan dan Rizieq Shihab mendiskusikan masalah pernikahan yang kemudian menjadi polemik besar akibat melanggar seluruh protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.
Dengan demikian semestinya Anies sebagai seorang Gubernur dan pejabat Gugus Tugas Covid-19 sudah dapat memperkirakan dan memprediksi apa yang bakal terjadi terjadi dengan acara pernikahan tersebut dikaitkan dengan penanganan dan pencegahan Covid-19.
Anies Baswedan sedari awal sudah tahu dan seharusnya bisa mencegah dan menyampaikan pada Rizieq  bahwa  sebuah acara pernikahan yang kegiatannya disatukan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw  dan mengundang 10.000 ribu itu berpotensi menyebabkan kerumunan masif yang akan melanggar protokol kesehatan.
Saya tak tahu apakah aturan protokol kesehatan itu disampaikan atau tidak oleh Anies, tapi yang jelas acara tersebut kemudian berlangsung  dengan dihadiri oleh lebih dari 10 ribu orang  sehingga menimbulkan kerumunan dalam jumlah yang sangat besar dan faktanya dibiarkan begitu saja.
Bahkan hingga menutup jalan K.S Tubun, padahal sangat jelas dan terang seluruh protokol kesehatan yang telah ditetapkan dilanggar secara sempurna.
Dan pelanggaran protokol kesehatan itu dilakukan didepan mata para pejabat dan petugas berwenang yang seharusnya mencegah kerumunan tersebut.
Tak cukup sampai disitu alih-alih dicegah supaya tidak terjadi , acara tersebut seperti di-endorse oleh pihak Gugus Tugas Penanganan Covid-19 nasional dengan menyediakan  20.000 masker, sejumlah tangki air dan bak pencuci tangan.
Hal ini lah kemudian memunculkan kekecewaan yang sangat mendalam dari masyarakat Indonesia. Kekecewaan tersebut dimanifestasikan masyarakat dengan mengerek kembali tagar #Indonesiaterserah di media sosial Twitter.
Laman berbagai media sosial lain di penuhi berbagai ujaran kekecewaan dari masyarakat mulai dari yang kasar mencaci maki, sarkastis, hingga yang mengeluh kecewa terhadap perilaku Rizieq dan pengikutnya serta kepada pemerintah pusat, pemerintah DKI dan pihak aparat Kepolisian yang dianggap melakukan pembiaran dan berlaku diskriminatif dalam menerapkan protokol kesehatan.
Akhir pekan lalu itu masyarakat Indonesia memang berteriak-teriak menyuarakan kekecewaan yang mendalam terhadap sikap lembek pemerintah dalam menghadapi pelanggar protokol kesehatan, Rizieq Shihab dan para pengikutnya.