Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Ucapkan Selamat pada Biden-Harris di Tengah Tuntutan Hukum Trump, Bagaimana Implikasinya bagi Indonesia?

8 November 2020   14:54 Diperbarui: 8 November 2020   15:12 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Republik Indonesia Jokowi melalui akun resmi Twitternya @Jokowidodo memberikan ucapan selamat kepada pasangan Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Kemala Harris atas kemenangannya dalam Pilpres AS 2020 meskipun kemenangan itu belum secara resmi diumumkan oleh Pemerintah AS.

"My warmest congratulations @JoeBiden and @KamalaHarris on your historic election. The huge turn out is a reflection of the hope placed on democracy."

Seperti diketahui Presiden petahana Donald Trump Jr yang juga lawan Biden dalam pilpres AS 2020 kali ini, belum secara resmi mengakui kekalahannya, ia bersama tim pengacaranya Senin (09/11/20) akan mengajukan gugatan hukum terhadap hasil penghitungan suara yang memenangkan Biden.


Gugatan itu berdasarkan keyakinan mereka bahwa telah terjadi kecurangan dalam proses penghitungan surat suara terutama yang datangnya melalui pos dan saat early voting.


Jokowi bukan merupakan pemimpin dunia pertama yang memberikan ucapan selamat atas terpilihnya Joe Biden-Kemala Harris  sebagai Presiden AS yang baru.

Narendra Modi Perdana Menteri India termasuk pemimpin dunia yang paling awal mengucapkan selamat kepada Biden.

Masuk akal India menjadi yang pertama mengucapkan selamat pada Biden-Harris, karena walau bagaimana pun ada kebanggaan tersendiri ketika pasangan Biden, Kemala Harris yang berdarah India terpilih sebagai Wapres negara adi daya sebesar Amerika Serikat.

Kemudian ada PM Kanada Justin Trudeau yang melalukan hal yang sama, salah satu sekutu dekat AS, Jerman pun melakukan hal yang serupa setelah Kanselir Jerman Angela Markel  memberikan gratitude pada Biden.

Demkian pula PM Inggris Boris Johnson memberikan selamat atas terpilihnya Biden menjadi Presiden AS ke-46. 

Selain mereka ada sekitar 15 pemimpin dunia lain diberbagai belahan bumi yang telah memberikan ucapan selamat atas terpilihnya pemimpin AS baru yang akan dilantik pada 20 Januari 2021 nanti.

Sejumlah ucapan selamat dari berbagai pemimpin dunia ini, menandakan bahwa penghitungan suara yang memenangkan  Joe Biden itu sudah dianggap valid, tak bisa diganggu gugat lagi meskipun upaya hukum tengah dilakukan Trump yang bisa saja berimplikasi pada dibatalkannya kemenangan Biden.

Para pemimpin dunia tentu saja sudah memveriikasi informasi terkini terkait pemilu AS yang memenangkan Joe Biden.

Mereka akan sangat berhati-hati memberikan ucapan selamat kepada salah satu kandidat kontestasi pemilihan presiden suatu negara jika memang belum pasti dan resmi kemenangan itu berhasil diraihnya.

Apabila masih belum pasti dan resmi, apalagi ada urusan gugatan hukum terkait hasil pemilu yang potensi pembatalan hasil penghitungan suara sangat besar mereka akan menahan diri terlebih dahulu alih-alih mengucapkan selamat.

Karena secara diplomatik akan sangat memalukan dan membuat terganggunya hubungan antar negara jika telah mengucapkan selamat tapi hasil sidang sengketa pemilu kemudian berkata sebaliknya dan lawan politiknya lah yang diyatakan sebagai pemenang.

Dengan berduyun-duyunnya pemimpin dunia mengucapkan selamat kepada Joe Biden atas terpilihnya sebagai Presiden AS, saya rasa potensi kemenangan Trump dalam memenangi gugatan pemilu sangat minimal.

Hal ini juga semestinya telah dihitung benar oleh Jokowi saat dirinya memutuskan untuk memberikan selamat kepada Joe Biden.

Padahal dalam saat bersamaan tuntutan sengketa pemilu tengah dilakukan oleh Trump. Donald Trump dan Tim Kampanyenya bahkan menyebutkan bahwa pemilu AS belum usai.

Apakah yang akan terjadi jika ternyata Mahkamah Agung AS mengabulkan gugatan hukum Trump?

Apakah ucapan selamat kepada Biden akan berimplikasi terhadap hubungan diplomatik antara AS dan Indonesia?

Apakah tidak sebaiknya ucapan selamat itu disampaikan setelah gugatan hukum Trump sudah diketahui ditolak oleh MA AS

Menahan diri untuk tak mengucapkan selamat kepada Biden dilakukan oleh Presiden Mexico Lopez Obrador, ia beralasan.

"Berkenaan dengan pemilihan AS, kami akan menunggu sampai semua masalah hukum diselesaikan," kata Lopez Obrador, seperti dilansir kantor berita Reuters.

Semoga saja keputusan Jokowi untuk memberikan ucapan selamat kepada Biden itu benar dan yang terjadi setelah kasus legal yang kini ditempuh oleh kubu Trump memang  ditolak.

Jika yang terjadi sebaliknya situasi diplomatik antara AS dan Indonesia bakal rumit. Apalagi Trump dikenal sebagai pendendam, ia tak akan pernah melupakan kejadian ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun