Untuk Pilpres 2020 ini, beberapa pengamat pun menyebutkan bahwa kedua negara bagian tersebut bakal kembali menjadi penentu terpilih kembali atau tidaknya Trump menjadi Potus.
Selain itu ada negara bagian lain yang diperkirakan bakal menjadi penentu seperti Ohio yang dalam jajak pendapat terakhir, angka keduanya sama di posisi 46,2 persen. Oleh sebab itu di Ohio ini, kedua kandidat memiliki peluang kemenangan yang sama.
Secara tradisional kebanyakan negara bagian sudah terpetakan mana yang akan memilih Trump yang Republikan mana yang akan memilih Biden yang Demokrat.
Menurut jajak pendapat US Center Data yang dirilis 31/10/20, Trump hanya unggul di 2 negara bagian yakni Arizona dan Texas, sementara Biden unggul di 11 negara bagian.
Apakah mungkin Trump membalikan keadaan seperti dalam Pilpres AS 2016 lalu saat dirinya mengalahkan Hillary Clinton.
Rasanya agak sulit, lantaran selisih jajak pendapat terakhir cukup jauh hingga 9 persen, berbeda dengan pilpres periode sebelumnya ketika ia berhadapan dengan Hillary yang selisihnya dalam jajak pendapat sangat tipis.
Selain itu, Biden sepertinya mampu meredam berbagai isu seperti masalah bisnis anaknya di Ukraina yang sempat dipermasalahkan oleh Trump dalam debat Capres beberapa waktu lalu.Â
Berbeda dengan Hillary yang disaat akhir menjelang pemilihan diserang skandal e-mail, yang kemudian ramai menjadi perbincangan masyarakat AS.
Diluar berbagai analisa terkait teknis pemilihan, secara fundamental pun rasanya Trump dengan berbagai kontroversinya antara lain dalam penanganan pandemi Covid-19 yang berantakan dan isu rasial  yang melahirkan gerakan Blacklivematters serta berbagai isu krusial lainyaÂ
Dengan kondisi ini, sepertinya kebanyakan masyarakat AS menganggap Trump Administration telah gagal dalam menjalankan tugasnya.
Dan Trump rasanya harus segera berkemas dari Gedung Putih. Setelah pelantikan Biden pada 20 Januari 2021 nanti
Prediksi terkini menyebut peluang Trump untuk memenangi Pilpres 3 November 2020, 2 hari lagi dari hari ini adalah satu berbanding tiga.