Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi di Tengah Pusaran Masalah yang Melilit Bangsa

12 Oktober 2020   12:19 Diperbarui: 12 Oktober 2020   14:18 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola pembangunan cukup jelas terlihat terutama di sektor infrastruktur, meskipun ada beberapa janji kampanyenya tak tunai, seperti misalnya di sektor ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan 7 persen, nyatanya hanya berada dikisaran 5-5,6 persen saja.

Tapi itu cukup baik karena perekonomian global memang sedang tak bagus, bonanza harga komoditas yang menjadi andalan Indonesia pun telah berakhir, padahal itulah yang membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono cukup tinggi.

Keluarganya pun jauh dari ikut campur atau mendapat keuntungan dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia.

Jadi secara keseluruhan jalannya pemerintah Jokowi di periode pertama sangat baik dimata saya, ia sudah berada dijalur yang benar untuk membawa Indonesia lebih maju, makanya kemudian saya kembali mendukungnya untuk memimpin Indonesia di periodenya yang ke-2.

Apalagi kemudian ia berjanji fokusnya di periode ke-2 ini pada pembangunan sumberdaya manusia yang menurut saya sangat keren, dan memang harus dilakukan.

Lantas ia pun menekankan bahwa di periode lanjutannya ini ia tak memiliki beban lagi untuk dipilih kembali, dalam pemahaman saya artinya ia akan all out bertindak sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat.

Memasuki periodenya yang ke-2 ini, hari demi hari harapan saya pada Jokowi sepertinya mulai terkikis. Hal pertama yang membuat harapan itu mulai luntur ialah saat ia bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK) yang di sahkan beberapa hari sebelum ia dilantik.

Sebenarnya pemilihan orang yang mendampinginya sebagai Wakil Presiden KH Maaruf Amin pun sangat tidak memuaskan karena kental dengan kompromi politik.

Ketidakpuasaan ini terbukti kemudian dengan melemahnya KPK dan Wapres sepertimya hanya asal ada saja, Jokowi tampak one man show dalam memerintah negeri ini.

Tanpa beban, seperti ucapannya itu tak terbukti, ia terlihat begitu terbebani oleh dinamika partai politik disekitarnya

Kemudian saat pandemi Covid-19 terjadi, ia pun gamang memutuskan hal yang paling benar buat rakyatnya, meskipun saya bisa memahami bahwa kondisi pandemi seperti buah simalakama, sangat ketat menjaga kesehatan ekonomi bakal luluh lantak, sementara jika dilakukan sebaliknya kesehatan rakyar Indonesia sangat terancam.

Mungkin kondisi saat ini tak pernah terpikirkan sebelumnya bukan hanya oleh Jokowi tapi oleh seluruh manusia pengisi bumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun