Peristiwa kelam 30 September 1965 dijadikan semacam ritual tahunan yang menimbulkan riak-riak dalam kehidupan bangsa Indonesia hingga saat ini, lantaran peristiwa itu memang belum selesai dibahas dan masih menjadi kontroversi sejumlah pihak.
Kondisi ini kemudian diperparah oleh pihak-pihak yamg menjadikan peristiwa malam jahanam sebagai komoditas politik membuat isu G30S dengan atau tanpa PKI dibelakangnya menjadi riuh rendah.
Partai Komunis Indonesia memang sangat terlibat dalam peristiwa itu, tak ada satupun sejarawan yang menolak fakta itu, walaupun tentu saja ada pihak lain yang mencoba menafikan hal itu, tapi fakta dan bukti yang bertebaran memang menunjukan PKI terlibat dalam peristiwa berdarah yang dampaknya kemudian merenggut nyawa ratusan ribu orang.
PKI paling tidak sudah 2 kali melakukan percobaan makar. Â Sebelum peristiwa G30S, pada tahun 1948 PKI mencoba melakukan makar yang saat itu dipimpin oleh Muso seorang komunis sejati yang sengaja datang dari Moskow untuk menusuk pemerintah Indonesia dari belakang ditengah agresi militer Belanda ke II, yang dikenal dengan pemberontakan PKI Madiun.
Dalam sebuah jendela waktu yang tak terlalu panjang, PKI dengan ideologi komunisnya sudah melakukan 2 kali makar di Indonesia.Â
Kok bisa gerakan politik dan ideologi komunis yang disebutkan tak Berketuhanan masuk Indonesia, padahal negeri ini dikenal sangat religius.
Begini sejarahnya....
Cikal bakal paham komunis adalah Marxisme, sebuah konsep pemikiran yang dibuat oleh seorang pemikir baru yang hidup di abad 18, Karl Marx.
Konsep pemikiran Marx tentang sosialisme ini bukan hal yang baru sebenarnya. Sosialisme di dunia sudah ada jauh sebelum Karl Marx dilahirkan.
Hanya saja Marx mengembangkan konsep sosialisme menjadi lebih terstruktur hingga bisa menjadi sebuah sistem.Â
Awalnya Marx membangun pemikiran ini sebagai bantahan terhadap pemikiran-pemikiran kaum klasik yang berhaluan liberal yang menempatkan mekanisme pasar dalam membangun sebuah sistem ekonomi seperti yang diusung oleh Adam Smith.
Ide pemikirannya adalah tentang kebersamaan dalam sebuah komune, layaknya pemikiran para sosialis. Pemikiran ini timbul dalam merespon perkembangan industrialisasi pasca revolusi industri di Inggris.
Pemikiran-pemikirannya ini kemudian ia tuangkan menjadi sebuah buku berjudul Communist Manifesto pada 1847. Dalam buku ini Marx melontarkan berbagai kritik terhadap pemikiran Adam Smith terkait konsep kapitalisme yang diusungnya.
Selain itu, dalam buku ini Marx menguraikan bagaimana terjadi pertikaian antar kelas akibat konsep kapitalisme, negara disebutkan oleh Marx sebagai salah satu instrumen penindasaan.
Kemudian Marx menulis buku lain yang cukup populer yang kemudian menjadi dasar konsep Marxisme bertajuk Das Capital yang dirilis tahun 1867.
Sebetulnya Marx sendiri tak pernah secara ekplisit menyatakan bahwa pemikirannya itu sebuah ideologi, ia tak menyiapkan pemikirannya tersebut menjadi sebuah ideologi, namun karena dianggap vis a vis dengan konsep pemikiran Adam Smith yang liberal dalam perjalanannya pemikiran Marx ini dijadikan sebuah ideologi baru.
Karl Marx sendiri tak pernah mengetahui bahwa pemikirannya tersebut menjadi sebuah paham lantaran saat konsep pemikirannya itu dijadikan sebuah paham dirinya sudah meninggal dunia pada tahun 1883.
Istilah Marxisme sebagai sebuah ideologi dimunculkan oleh para pemikir-pemikir Jerman. Karena itulah konsep Marxisme acapkali sulit didefinisikan secara tepat.
Namun, yang jelas konsep Marxisme ini pada dasarnya berusaha menyelaraskan antara realistas, teori, dan konsep pemikiran dalam kehidupan masyarakat yang ideal,melalui sistem komune (Albert, Hahnel, 1991: 13)
Dalam perkembangannya paham Marxisme ini berkembang di Eropa termasuk di Belanda yang saat itu tengah menjajah Indonesia.
Dari orang Belanda ini lah kemudian paham Marxisme itu masuk ke Indonesia. Adalah Henk Sneevliet seorang jurnalis asal Belanda yang pertama membawa masuk paham Marxisme masuk ke Indonesia yang kemudian mendirikan organisasi yang merupakan cikal bakal PKI
Sebelum datang ke Indonesia pada Februari 1913 Henk merupakan seorang aktivis Partai Buruh Sosial Demokrat (SDAP) di Belanda, kemudian ia dipecat oleh partainya karena bergabung dengan Partai Sosial Demokrat (SDP) yang kelak menjadi Partai Komunis Belanda.
Kota pertama yang ditinggali Henk di Indonesia adalah Surabaya, ia bekerja sebagai jurnalis di kota ini. Henk kemudian terlibat aktif dalam pendirian berbagai serikat buruh yang membuatnya banyak berhubungan tokoh pergerakan pribumi.
Pada Mei 1913 ia pindah ke kota Semarang, di kota lumpia inilah Henk Sneevliet mulai bergerak melakukan kerja-kerja revolusioner. Ia menyokong pembentukan Organisasi Serikat Pekerja Kereta Api dan Trem (VSTP) dan mendirikan organisasi politik Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda dan membuka kesempatan bagi kaum pribumi menjadi anggotanya, organisasi inilah yang kemudian menjadi Partai Komunis Indonesia.
Dalam perjalanannya kemudian Henk bertemu beberapa Tokoh pergerakan yang kemudian dikenal sebagai tokoh-tokoh pendiri PKI di Indonesia Semaun, Darsono, dan Mas Marco Kartodikromo.
Kemudian seperti yang saya nukil dari buku bertajuk The Rise of Indonesian Communism yang ditulis oleh Ruth T. Avey
Henk melakukan infiltrasi pada organisasi politik yang saat itu terbesar di Pulau Jawa Sarikat Islam (SI) dengan menggunakan strategi penyusupan yang oleh Avey disebut "bloc within".
Akibat penyusupan yang dilakukan oleh Henk, Semaun, dan Darsono inilah SI terpecah menjadi 2 yang kemudian dinamakan SI hijau dan SI merah.
Bagi Henk SI merupakan wujud dari tipe kendaraan organisasi yang ideal bagi pelaksanaan program revolusi sosialisme yang lebih maju di Hindia Belanda.
SI merah yang digawangi oleh Semaun dan Darsono atas arahan Henk kemudian bertranformasi menjadi Partai Komunis Indonesia dalam sebuah kongres nasional organisasi pada 23 Mei 1920.
PKI lah yang pertama mengusung nama Partai dan nama Indonesia sebagai nama sebuah organisasi politik saat itu.
Hal ini sejalan dengan tindakan Vladimir Lenin yang pada tahun 1917 berhasil memenangkan revolusi Rusia dan mengubah Kekaisaran Rusia menjadi Uni Sovyet.
Pada tahun 1919 Lenin kemudian membentuk Komunis International (Komintem) dan menyerukan kepada semua partai sosial demokrat di seluruh dunia untuk mengganti namanya dengan sebutan partai komunis diiringi nama negara dibelakangnya.
Saat ini juga lah gambar palu arit sebagai simbol PKI ditetapkan mengacu pada lambang komunisme internasional yang dibuat oleh Lenin pada tahun 1917. Palu melambangkan buruh industri dan arit mewakili para petani.
Dalam kongres tersebut  selain menetapkan nama organisasi, PKI juga membentuk susunan pengurus pertamanya. Kongres memutuskan Semaun sebagai ketua dan Darsono sebagai wakilnya.
Dan pada tahun itu pula PKI menyatakan dirinya bergabung dalam Komintem bentukan Lenin. Meskipun sudah secara resmi menjadi organisasi tersendiri PKI tetap membolehkan anggotanya untuk merangkap keanggotaannya di SI.
Lantaran mereka sadar SI masih merupakan magnet utama untuk menggaet massa bagi PKI. Walaupun pada beberapa tahun kemudian SI hijau yang dimotori KH Agus Salim dan Tjokroaminoto menarik garis tegas dengan PKI dengan melarang rangkap keanggotaan antar kedua organisasi itu.
Namun dalam beberapa hal mereka tetap bekerja berdampingan terutama dalam perkara perjuangan melawan penjajah, yakni pemerintah Hindia Belanda.
Pertumbuhan PKI pada masa awalnya terbantu dengan kondisi sosial yang terjadi saat itu makin memuncak terutama masalah konflik-konflik pertanahan antara petani dan penguasa Hindia Belanda di sejumlah wilayah seperti Banten dan Sumatera Barat.
Hingga puncaknya pada tahun 1926 PKI di dukung oleh para petani dan kelompok Islam termasuk SI melakukan pemberontakan di Banten dan pada 1927 di Silungkang Sumatera Barat.
Namun pemberontakan tersebut tak berlangsung lama, Pemerintah Hindia Belanda berhasil menumpas mereka. Henk Sneevliet sendiri telah kembali ke Belanda saat kejadian ini terjadi, ia di hukum mati Nazi pada tahun 1942 karena aktivitasnya di Belanda pada masa pendudukan Nazi
Sementara yang lain ada sekitar 1300 an orang beserta keluarganya dibuang ke Boven Digul, Papua. Sementara petinggi PKI yang berhasil lolos dan kabur ke Uni Sovyet  adalah Darsono.
PKI sendiri sebagai sebuah organisasi dihancurkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Sejak itu PKI bergerak di bawah tanah sehingga disebut PKI-Ilegal sampai masa pendudukan Jepang.
Pada masa revolusi kemerdekaan, kaum komunis terpecah, PKI-Ilegal, Partai Sosialis, Partai Buruh Indonesia, PKI Moehammad Joesoeph, dan Pesindo.
Pada masa inilah, kemudian datang Musso dari Praha Ceckoslovakia pada 1948 dengan propaganda "jalan baru" nya, Musso kemudian melakukan fusi atau penyatuan partai berhaluan komunis menjadi PKI seperti  awal pembentukan.
Setelah melakukan konsolidasi dengan melakukan berbagai rapat dan tindakan-tindakan provokatif terhadap pemerintah Soekarno-Hatta.
Musso dan PKI-nya melakukan pemberontakan di Madiun pada bulan September 1948 mereka menusuk dari belakang saat bangsa Indonesia sedang menghadapi agresi militer Belanda ke II.
Namun upaya Musso dan PKI dapat digagalkan oleh pemerintah Indonesia saat itu, Musso mati ditembal dalam pelariannya dan ribuan orang terbunuh dan ditahan.
Saat itu, karena fokus pemerintah pada perang melawan Belanda, pengusutan pemberontakan PKI ini tak tuntas dilakukan pemerintah. PKI sebagai organisasi tak dibubarkan atau dinyatakan terlarang, tapi PKI memilih tiarap hingga tahun 1951.
PKI kembali muncul lagi di awal tahun 1951 di tangan anak-anak muda seperti DN Aidit, Nyoto, dan MH Lukman. Mereka berhasil membesarkan PKI dengan sangat cepat, pada Pemilu 1955 PKI berhasil meraih 16,4 persen suara dan menduduki peringkat ke-4 partai peraih suara terbanyak.
Namun, kemudian sejarah kembali berulang "L'historie se repete". PKI kembali terlibat dalam pemberontakan, kali ini dalam skala lebih besar.
Peristiwa kelam 30 September 1965 menjadi ulah PKI terakhir dalam menelikung bangsa ini. Tanggal 2 Oktober tahun yang sama PKI resmi dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai terlarang hingga saat ini melalui Tap MPRS XXV/1966.
Namun peristiwa itu belakangan terus menjadi kontroversi hingga saat ini, peristiwa ini pun kerap dijadikan jualan isu politik oleh mereka yang tengah mencari panggung.
Sejarah itu buat dipelajari dan diambil hikmahnya agar yang buruk tak terulang lagi, bukan buat dijadikan komoditas politik apalagi untul tujuan memecah belah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI