Pemikiran-pemikirannya ini kemudian ia tuangkan menjadi sebuah buku berjudul Communist Manifesto pada 1847. Dalam buku ini Marx melontarkan berbagai kritik terhadap pemikiran Adam Smith terkait konsep kapitalisme yang diusungnya.
Selain itu, dalam buku ini Marx menguraikan bagaimana terjadi pertikaian antar kelas akibat konsep kapitalisme, negara disebutkan oleh Marx sebagai salah satu instrumen penindasaan.
Kemudian Marx menulis buku lain yang cukup populer yang kemudian menjadi dasar konsep Marxisme bertajuk Das Capital yang dirilis tahun 1867.
Sebetulnya Marx sendiri tak pernah secara ekplisit menyatakan bahwa pemikirannya itu sebuah ideologi, ia tak menyiapkan pemikirannya tersebut menjadi sebuah ideologi, namun karena dianggap vis a vis dengan konsep pemikiran Adam Smith yang liberal dalam perjalanannya pemikiran Marx ini dijadikan sebuah ideologi baru.
Karl Marx sendiri tak pernah mengetahui bahwa pemikirannya tersebut menjadi sebuah paham lantaran saat konsep pemikirannya itu dijadikan sebuah paham dirinya sudah meninggal dunia pada tahun 1883.
Istilah Marxisme sebagai sebuah ideologi dimunculkan oleh para pemikir-pemikir Jerman. Karena itulah konsep Marxisme acapkali sulit didefinisikan secara tepat.
Namun, yang jelas konsep Marxisme ini pada dasarnya berusaha menyelaraskan antara realistas, teori, dan konsep pemikiran dalam kehidupan masyarakat yang ideal,melalui sistem komune (Albert, Hahnel, 1991: 13)
Dalam perkembangannya paham Marxisme ini berkembang di Eropa termasuk di Belanda yang saat itu tengah menjajah Indonesia.
Dari orang Belanda ini lah kemudian paham Marxisme itu masuk ke Indonesia. Adalah Henk Sneevliet seorang jurnalis asal Belanda yang pertama membawa masuk paham Marxisme masuk ke Indonesia yang kemudian mendirikan organisasi yang merupakan cikal bakal PKI
Sebelum datang ke Indonesia pada Februari 1913 Henk merupakan seorang aktivis Partai Buruh Sosial Demokrat (SDAP) di Belanda, kemudian ia dipecat oleh partainya karena bergabung dengan Partai Sosial Demokrat (SDP) yang kelak menjadi Partai Komunis Belanda.
Kota pertama yang ditinggali Henk di Indonesia adalah Surabaya, ia bekerja sebagai jurnalis di kota ini. Henk kemudian terlibat aktif dalam pendirian berbagai serikat buruh yang membuatnya banyak berhubungan tokoh pergerakan pribumi.