Padahal saat itu maksud saya hanya bercanda, tak ada maksud menyinggung apalagi menghina. Ketika itu saya hanya mengucapkan "Bagus, yah bantalnya bulet kaya yang punya-nya"
Cuma kalimat itu yang saya ucapkan, Â dan saya menganggapnya biasa saja just joke, namun diterima oleh teman saya sebagai sebuah hinaan.Â
Mati-matian saya minta maaf saat itu, baru setahun kemudian ia mau memaafkan saya. But we are not the same again.
Ketika hati sudah terluka menyembuhkannya sangat tak mudah, bahkan dalam beberapa kasus kata-kata bisa membunuh. Walaupun tak secara langsung.
Kembali ke kasus Jerinx, mungkin ia tak memiliki niat buruk dengan ungkapannya tersebut. Ia  pum sempat meminta maaf, namun ketika rasa sakit hati itu sudah menjadi urusan hukum ini lah situasi yang harus diterima.
Kalo di dunia nyata kita harus berhati-hati dengan mulut, di dunia maya hati-hati lah dengan jempolmu.Â
Ketika banyak pihak yang kemudian meminta kasus Jerinx itu tak diproses, menjadi sia-sia kalau pihak pelapor tak mau mencabut aduannya.
Lagipula pihak penyidik sudah menemukan 2 alat bukti yang cukup untuk menetapkan Jerinx sebagai tersangka untuk kemudian ditahan.
Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H