Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Dan Brown, antara Fakta dan Fiksi

8 Agustus 2020   21:29 Diperbarui: 8 Agustus 2020   21:19 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu alur cerita yang dibuat oleh Pria bernama asli Danielle Brown juga cukup unik, ia menggabungkan antara cerita fiksi rekaannya dengan fakta dan sejarah yang memang nyata.

Quora.com
Quora.com
Rangkaian cerita nya menjadi sangat nyata dan benar-benar masuk akal, itulah kehebatan Dan Brown dalam menjahit cerita serial Robert Langdon, mulai dari The Da Vinci Code, The Lost Symbols serta Inferno.

Walaupun sebenarnya pola bercerita seperti ini sudah banyak jenisnya. Biasanya tulisan seperti ini dikategorikan sebagai genre Sci fi.

Menulis cerita seperti ini sungguh sangat tak.mudah, butuh riset dan penelitian yang panjang serta mendalam untuk mengetahui secara jelas fakta-fakta yang terpendam.

Hal itu dilakukan agar cerita fiksi yang sedang dibuatnya tak hanya sekedar bualan belaka.  Semakin baik fakta-fakta itu difiksikan semakin sulit juga bagi pembaca untuk memisahkan antara fiksi dan fakta. Seolah yang terbaca oleh pembaca semuanya merupakan fakta, padahal itu bukan fakta yang nyata tapi hanya sebatas fakta sastra.

Makanya tulisan-tulisan Dan Brown terutama yang berkaitan dengan berbagai simbol dan fakta yang berkaitan dengan agama Kristen Katolik ramai diperbincangkan dan menjadi polemik.

Padahal sekali lagi itu, semua hanya fiksi, fakta yang ada terbatas pada Fakta sastra.

Menurut para pemerhati sastra, karya sastra merupakan tiruan atau memesis dari  peristiwa kehidupan yang nyata dan terjadi sehari-hari.

Maka karya sastra merupakan dokumen yang mencatatkan realitas masa lalu menurut pengamatan, pencermatan, dan interpretasi subjektif dari penulisnya.

Dengan demikian realitas hadir untuk kepentingan interpretasi itu sendiri, termasuk di dalamnya realitas psikologis, filsafat, dan sosial penulisnya.

Itu merupakan sebuah kenyataan dan sebaik baiknya imajinasi yang dimiliki penulis adalah sesuatu yang dipunyai sendiri, seperti pengalaman yang kita alami sendiri dan dituangkan ke dalam berbagai model tulisan.

Nah ketika fakta-fakta dalam dunia nyata yang merupakan bagian dari pengalaman penulis bercampur dalam tulisan sastra, saat itulah fakta di dalamnya disebut sebagai fakta sastra.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun