Berbeda dengan Singapura yang sebagian ekonominya benar-benar bergantung pada ekonomi global, namun dampak resesi Singapura terhadap perekonomian Indonesia cukup besar.
Mengingat transaksi perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Singapura sangat tinggi. Singapura merupakan negara terbesar yang menanamkan investasi Foreign Direct Invesment (FDI) di Indonesia.
Seperti dilansir oleh Bisnis.Com, Total investasi FDI Singapura  di Indonesia Pada kuartal I 2020 menurut data yang dikeluarkan oleh Badan  Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)  sebesar US$ 2,7 miliar atau setara 40 persen dari total investasi asing di Indonesia.
Nah, ketika Singapura masuk jurang resesi maka besar kemungkinan mereka akan mengurangi rencana investasi baru di Indonesia, atau tak melakukan ekspansi dari investasi yang sudah berjalan.
Selain itu menurut Direktur Eksekutif INDEF,Ahmad Tauhid selain investasi nilai perdagangan antara kedua negara bakal merosot tajam, padahal Singapura merupakan salah satu tujuan utama ekspor non migas Indonesia.
Per Mei 2020 6,57 persen ekspor non migas Indonesia bertujuan ke Singapura atau setara dengan US$ 4 miliar atau senilai Rp. 56 triliun.
Resesi akan membuat Singapura berpotensi untuk mengurangi Impor dan lebih fokus memulihkan ekonomi domestik dan menahan laju perdagangan internasional.
Namun Indonesia akan tertolong jika ekonomi China bisa lebih cepat recovery, karena China merupakan negara tujuan ekspor non migas paling besar bagi Indonsesia.
Tetapi tetap saja resesi ekonomi yang terjadi di Singapura harus dicermati dengan seksama. Lantaran bagaimanapun dampaknya tetap ada pada kinerja ekspor impor, investasi, dan pariwisata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H