Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Barisan Sakit Hati Membakar Simbol Partai Penguasa

26 Juni 2020   08:13 Diperbarui: 26 Juni 2020   13:06 2834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timesindonesia.co.id

Walaupun demikian, Megawati Ketua Umum sekaligus patron PDIP bertindak sangat tepat, ia tetap berusaha menenangkan kadernya. Ia mengeluarkan Perintah Harian.

"Rapatkan barisan,tempuhlah jalur hukum, perkuat persatuan dengan rakyat, karena rakyat cakrawala partai," ujar Megawati dalam Perintah Harian tersebut.

Terbayang jika ia mengeluarkan pernyataan yang memancing kader-kadernya untuk bergerak secara serentak, Syukurlah itu tidak dilakukan.

Provokasi memang tanpa henti terus dilakukan oleh barisan sakit hati ini, apalagi jika kita mengamati media sosial, tagar silih berganti diapungkan oleh mereka, yang maksudnya agar Jokowi diturunkan dari jabatan Presiden.

Sepertinya mereka kebelet ingin berkuasa, mereka selalu mencari celah untuk menyerang pemerintahan Jokowi. Mereka  terus mengintip momen setiap langkah Pemerintahan Jokowi, mana tahu ada kesalahan yang dilakukan Jokowi dan jajarannya yang mereka bisa tunggangi.

Semoga saja jajaran petinggi PDIP bisa meredam kadernya diakar rumput untuk tak menyerang balik dengan cara frontal sehingga berujung rusuh.

Saya sih tak pernah berharap kepada jajaran petinggi kelompok PA 212 untuk meredam langkah pengikutnya agar berhenti memprovokasi, karena sejatinya merekalah provokatornya alih-alih mendinginkan situasi mereka malah mamanaskan suasana.

Seperti yang diucapkan oleh Ketua Presidium  PA 212 Slamet Maarif, 

"PDIP harus introspeksi dan koreksi diri, kenapa ada oknum yang membakar bendera partainya bersamaan dengan pembakaran bendera PKI," ujar Slamet, Kamis (25/6/2020). Seperti dilansir oleh Tribunnews.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun