Menurut ceritanya nama pria tersebut adalah Hendrik, ia menyukai seorang perempuan cantik bernama Siska, ia benar-benar sangat mencintai perempuan ini.
Ketika Hendri menyatakan rasa cintanya pada Siska, alih-alih diterima, Hendrik dihardik dengan kata-kata kasar bahkan Siska meludahi Hendrik .
Baca juga: Jasa "Hitam" Pesugihan, Santet, dan Pelet Masih Eksis, Pertanda Apa?
Sudah bisa ditebak, perasaan Hendrik hancur berkeping-keping, harga dirinya tercabik-cabik. Simple Man yang saat itu menyaksikan hal tersebut melihat wajah Hendrik saat itu biasa saja, hanya tersenyum pahit dengan wajah muram.
Tak lama berselang, seperti yang diceritakan Simple man, Hendrik mengucapkan kalimatÂ
"Dengarkan Sumpahku kalau sampai anak itu besok gak tergila-gila denganku, sampai sujud aku kalo gak papa mati tertabrak truk"
Ia kemudian berujar bahwa ia akan mempraktekan sebuah ilmu pelet hitam untuk masalahnya tersebut meskipun sempat diingatkan, tapi rasa sakit hatinya sudah menguasai hati dan pikirannya.
Ia kemudian mengambil ludah Siska di lantai dan membungkusnya setelah itu ia pergi. Walaupun percaya pada hal gaib namun Simple man tak terlalu yakin bahwa pelet dan santet itu masih terjadi di jaman seperti ini. Kecuali dirinya melihat secara langsung.
Mengapa Hendrik membawa ludah Siska, karena dalam ilmu pelet, media yang paling ampuh untuk memikat hati korban adalah bagian tubuh korbannya tersebut, bisa berupa rambut, potongan kuku, bahkan ludah seperti yang dibawa Hendrik.
Selain itu,barang-barang yang pernah dikenakan atau berhubungan erat dengan korban pun dapat menjadi hal yang dibutuhkan, seperti foto korban, perhiasan yang dikenakan, celana dalam bahkan tanah yang ada disekitar rumah korban.
Nah, Hendrik rupanya mengambil sejumput tanah di rumah korban untuk melengkapi niatnya tersebut. Dalam ilmu pelet hitam, semakin sakit hati seseorang maka peletnya akan semakin menempel kuat pada korbannya.