Kegiatan restrukturisasi, apapun tindakan yang dilakukannya memiliki tujuan perhitungan finansial sebagai sasaran utamanya.
Sasaran yang lain harus sesuai dan sejalan serta mendukung pencapaian perhitungan finansial tersebut.
Jika restrukturisasi itu tak menjadikan perhitungan finansial ssbagai sasaran utamanya, restrukturisasi hanya merupakan kegiatan organisasi rutin belaka tak akan menghasilkan apapun.
Nah, hal ini sejalan dengan Theory of Contraction yang digagas oleh Eliyahu. M Goldratt, pakar Manajemen Bisnis dari Universitas Tel Aviv Israel.
Dalam teori itu disebutkan bahwa Goal utama dari seluruh perusahaan adalah peningkatan keuntungan finansial, terlepas dari apapun jenis  dan status usahanya,  baik itu milik swasta maupun dikelola oleh negara.
Terdapat 3 indikator dalam Theory of Contraction ini, yakni Throughput, Operational Expenses, dan Inventory. Ketiga indikator kinerja dalam teori ini dihubungkan oleh satu hal, yakni uang.
Tingkat kinerja bukan lagi diukur dari jumlah produk yang dihasilkan melainkan dari naik atau turunnya uang yang diterima perusahaan.
Throughput, merupakan indikator yang dihitung dari perolehan uang yang diperoleh dari sebuah sistem penjualan dalam periode tertentu. Ketika sebuah produk atau jasa telah selesai disiapkan namun belum dapat dijual untuk kemudian menghasilkan uang bagi sebuah perusahaan  maka hal itu tak bisa disebut sebagai kinerja positif.
Operational expense, indikator yang dihitung dari sejumlah uang yang dikeluarkan untuk sistem dengan tujuan mengubah apa yang dimiliki perusahaan menjadi produk yang bisa dijual. Setiap uang yang dikeluarkan perusahaan harus berhubungan dengan penjualan produk dan Jasanya
Perusahaan harus memastikan bahwa setiap tindakan, baik yang dilakukan unit kerja utama atau pendukung, mengarah pada penciptaan produk yang nantinya dapat dijual. Kinerja perusahaan dikatakan positif apabila masing-masing unit kerja memiliki kontribusi nyata pada peningkatan pendapatan.
Inventory, indikator yang dihitung dari sejumlah uang yang diinvestasikan pada suatu barang yang nantinya akan dijual atau seluruhnya menjadi bagian dari produk yang akan dijual. Ketika perusahaan sudah "belanja" maka mereka harus memastikan bahwa setiap sumber daya yang dibeli dan dimilikinya dapat terutilisasi penuh untuk memperoleh pendapatan.Â