Namun Keluarga Cendana dan antek-anteknya tak hilang akal, karena China sscara politik memang masih menganut  paham komunisme dan kebetulan pemerintah Jokowi saat ini terlihat sangat mesra dengan China.
Maka mereka, Keluarga Soeharto dan beberapa "organisasi Islam garis keras", membangun opini PKI yang disandingkan dengan isu kedekatan Jokowi dengan pemerintah China.
Padahal Jokowi dan jajarannya dekat dengan China hanya karena faktor ekonomi saja. Karena China saat ini merupakan negara adi daya terutama di bidang ekonomi.
Jika kita amati, tak ada sama sekali  kedekatan Jokowi dengan pemerintah China terkait ideologi. Namun seperti yang tadi saya tulis diatas, hasil cuci otak selama 32 tahun  itu masih menyisakan residu pemikiran eksistensi PKI.
Sehingga secara bersama mereka mengusung sentimen anti China yang dikaitkan dengan Komunisme.
Jika kita amati berbagai platform media sosial, sesiapa yang mengusung sentimen anti China adalah pihak yang sama yang mendengungkan isu eksistensi PKI.
Orangnya itu-itu saja, gaungnya terdengar sangat nyaring walaupun sebenarnya jumlah mereka sangat sedikit.
Mereka sibuk mengamplifikasi isu PKI sedemikian rupa, padahal PKI itu sudah lama menjadi "mayat". Mereka membangun isu untuk mempersonifikasikan bahwa Jokowi adalah "the new PKI" dalam versi mereka.
China dan PKI dalam 7 tahun terakhir ini menjadi isu yang seksi untuk dijual. Harus diakui Keluarga Cendana and The Gank, memiliki jiwa salesmen yang hebat dalam menjual isu PKI ini.
Tak sekali dua kali Jokowi dan pendukungnya kerepotan menangkis smash-smash isu PKI ini. Keluarga Cendana yang kini di motori oleh putra bungsunya, Hutomo Mandala Putra atau lebih dikenal dengan nama Tommy Soeharto kelihatannya terus mengorkestrasi isu PKI ini, demi mempertahankan eksistensi mereka sebagai darah biru politik Imdonesia.
Mungkin hanya isu itu yang secara berkelanjutan bisa dijual untuk mempertahankan eksistensi keluarga mereka, padahal eksistensi PKI sendiri, sudah tak ada lagi.