Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Letusan Krakatau, Suara Paling Keras yang Pernah Terjadi Sepanjang Sejarah Peradaban Manusia.

29 Mei 2020   11:32 Diperbarui: 29 Mei 2020   12:54 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

27 Agustus 1883, ya 137 tahun silam, dunia mendengar suara berdentum sangat keras, dan itu suara terkeras yang pernah dihasilkan oleh sebuah kejadian.

Pagi itu sekitar pukul 10.00 WIB, suara dentuman keras itu datang dari Pulau Krakatau, tempat Gunung Krakatau berada, yang terletak di selat yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatera, yang dikenal dengan Selat Sunda.

Ke arah barat Dentuman itu terdengar keras seperti suara tembakan artileri hingga ke Kepulauan Andaman dan Kepulauan Nicobar  di Wilayah India yang berjarak lebih dari 2.000 km.

Ke arah timur, serangkaian dentuman dilaporkan terdengar seperti tembakan artileri hingga ke Papua New Guinea dan bagian Barat Benua Australia sejauh 3.200 km.

Bahkan suara dentuman itu terdengar hingga Kepulauan Mauritius yang jaraknya lebih dari 4.800 km dari lokasi Krakatau. 

Secara keseluruhan dentuman keras letusan Krakatau terdengar di 50 wilayah geografi yang berbeda secara bersama-sama, yang membentang meliputi sepertiga bagian Planet Biru ini.

Bayangkan saja se-gila apa kejadian tersebut. Sebagai perbandingan, kita berada di Jakarta dan suara yang bersumber di Surabaya terdengar sangat jelas di telinga kita, mungkin kita tak akan percaya jika tidak mengalaminya secara langsung.

Padahal jarak antara Jakarta - Surabaya itu jika ditarik garis lurus kurang lebih hanya 900 km, sedangkan dentuman letusan Krakatau ini  terdengar jelas di wilayah dengan jarak yang lebih jauh 3 hingga 5 kali lipat jarak Jakarta -Surabaya.

Dentuman tersebut bergerak menjelajahi bumi dengan kecepatan rambatan suara 1.223 km per jam, dan butuh waktu sekitar 4 jam untuk meng -cover wilayah sejauh dan seluas itu.

Suara dentuman letusan Krakatau, hingga saat ini tercatat sebagai suara terkeras yang pernah tercatat sepanjang sejarah dunia.

Jadi apa yang bisa terjadi terhadap bumi ini dengan ledakan sekuat itu? 

Sebuah gunung berapi di Pulau Krakatau meletus dengan kekuatan super dahsyat sehingga mampu membuat pulau tersebut tercabik-cabik.

Luncuran asap panasnya menembus atmosfer hingga 17 km. Menurut seorang ahli Geologi yang menyaksikan kejadian itu, seperti yang dilansir DiscoverMagazine.com menyebutkan, berbagai material vulkanik yang keluar dalam letusan itu memiliki kecepatan hingga 2.547 km per jam atau sekitar 800 meter per detik, dua kali lebih cepat dari kecepatan rambatan suara dentuman yang terjadi.

Selain itu, letusan Krakatau ini memicu gelombang tsunami setinggi 30 meter, yang mengakibatkan 165 desa di pesisir pantai barat Pulau Jawa dan Pesisir Pantai Selatan Pulau Sumatera hancur total, luluh lantak tak tersisa.

Menurut Pemerintah Kolonial Belanda saat itu tercatat korban tsunami ini mencapai 36.417 jiwa, walaupun dalam catatan lain disebutkan ada lebih dari 120.000 jiwa yang menjadi korban meninggal.

 Sebagai perbandingan tsunami besar di Aceh tahun 2005 tingginya berkisar antara 5 hingga 10 meter, dan akibatnya kerusakan yang terjadi kita bisa saksikan sedahsyat itu, apalagi tsunami setinggi 3o meter.

Sebuah kapal dagang Inggris  Kastil Norham yang saat letusan berada sekitar 60 km dari Pulau Krakatau. Kapten kapal menulis dalam log-nya,

 "Begitu dahsyatnya letusan sehingga gendang telinga lebih dari setengah kru saya hancur. Pikiran terakhir saya bersama istri tercinta. Saya yakin bahwa Hari Penghakiman telah tiba. "

Suara luar biasa keras yang keluar saat letusan Krakatau tersebut lantaran fluktuasi tekanan udara yang sangat tinggi.

Hal itu dibuktikan oleh sebuah barometer milik perusahaan gas Hindia Belanda yang berjarak 160 km dari pusat letusan yang mencatat lonjakan tekanan hingga 2,5 inci air raksa. (Alat pengukur tekanan udara).

Tekanan ini mengkonversi menjadi 172 desibel tekanan suara. Suara yang dihasilkan dengan angka sebesar itu, luar biasa dahsyat, bahkan melampaui ambang batas kemampuan manusia mendengar suara. 

Bahkan mungkin itu sudah melewati sesuatu yang kita sebut dengan "suara". Makanya tak heran sebagian besar awak kapal Kastil Norham, gendang telinganya sampai pecah.

Jika kita bersenandung kecil, itu akan menggerakan molekul-molekul udara di sekitar kita. Semakin keras suara yang keluar semakin eksplosif juga gerakan molekul tersebut.

Gerakan molekul ini kemudian menimbulkan perbedaan tekanan udara, semakin keras suara yang keluar semakin eksplosif gerakan molekul maka fluktuasi tekanan udara yang terjadi disekitarnya pun semakin tinggi.

Namun ada batasnya suara bisa didapat, pada titik tertentu fluktuasi tekanan udara menjadi luar biasa tinggi, sehingga wilayah yang bertekanan rendah mencapai titik nol yang artinya menjadi hampa udara.

Dengan kondisi seperti ini suara yang dihasilkan 194 desibel, suara maksimal yang dapat terjadi di dalam atmosfer bumi.

Semakin keras suaranya, rambatannya tak hanya melewati udara, tapi akan mendorong udara untuk ikut bergerak bersama suara itu.

Nah semburan udara yang bergerak didorong suara ini biasa disebut dengan gelombang kejut.

Dalam kasus letusan Krakatau, semakin dekat dengan epicentrum letusan gelombang kejut yang terjadi semakin besar, sebagai contoh gendang telinga awak kapal pecah akibat gelombang kejut itu.

Semakin jauh posisinya, maka gelombang kejut akibat dorongan suara tadi semakin mereda hingga terdengar seperti dentuman meriam.

Merambat terus ke sepanjang sepertiga dunia dalam waktu berhari-hari. Secara keseluruhan gelombang tekanan udara yang diakibatkan oleh letusan Krakatau tersebut mengelilingi dunia 3 hingga 4 kali.

Apa yang terjadi pada Krakatau, merupakan sebuah unjuk kekuatan yang mengejutkan dari alam dengan daya hancur yang luar biasa dahsyat.

Demikian pula yang kita rasakan saat ini, kita tak pernah memperkirakan sebelumnya kekuatan dahsyat mahluk tak kasat mata virus SARS NCov-2 berukuran 25 mikron mampu melululantakan kehidupan.manusia dengan cara yang berbeda dengan yang Krakatau lakukan.

Namun tetap saja manusia bertekuk lutut dihadapan alam semesta, terlebih lagi dihadapan SANG MAHA KUASA, ALLAH SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun