Sebuah gunung berapi di Pulau Krakatau meletus dengan kekuatan super dahsyat sehingga mampu membuat pulau tersebut tercabik-cabik.
Luncuran asap panasnya menembus atmosfer hingga 17 km. Menurut seorang ahli Geologi yang menyaksikan kejadian itu, seperti yang dilansir DiscoverMagazine.com menyebutkan, berbagai material vulkanik yang keluar dalam letusan itu memiliki kecepatan hingga 2.547 km per jam atau sekitar 800 meter per detik, dua kali lebih cepat dari kecepatan rambatan suara dentuman yang terjadi.
Selain itu, letusan Krakatau ini memicu gelombang tsunami setinggi 30 meter, yang mengakibatkan 165 desa di pesisir pantai barat Pulau Jawa dan Pesisir Pantai Selatan Pulau Sumatera hancur total, luluh lantak tak tersisa.
Menurut Pemerintah Kolonial Belanda saat itu tercatat korban tsunami ini mencapai 36.417 jiwa, walaupun dalam catatan lain disebutkan ada lebih dari 120.000 jiwa yang menjadi korban meninggal.
 Sebagai perbandingan tsunami besar di Aceh tahun 2005 tingginya berkisar antara 5 hingga 10 meter, dan akibatnya kerusakan yang terjadi kita bisa saksikan sedahsyat itu, apalagi tsunami setinggi 3o meter.
Sebuah kapal dagang Inggris  Kastil Norham yang saat letusan berada sekitar 60 km dari Pulau Krakatau. Kapten kapal menulis dalam log-nya,
 "Begitu dahsyatnya letusan sehingga gendang telinga lebih dari setengah kru saya hancur. Pikiran terakhir saya bersama istri tercinta. Saya yakin bahwa Hari Penghakiman telah tiba. "
Suara luar biasa keras yang keluar saat letusan Krakatau tersebut lantaran fluktuasi tekanan udara yang sangat tinggi.
Hal itu dibuktikan oleh sebuah barometer milik perusahaan gas Hindia Belanda yang berjarak 160 km dari pusat letusan yang mencatat lonjakan tekanan hingga 2,5 inci air raksa. (Alat pengukur tekanan udara).
Tekanan ini mengkonversi menjadi 172 desibel tekanan suara. Suara yang dihasilkan dengan angka sebesar itu, luar biasa dahsyat, bahkan melampaui ambang batas kemampuan manusia mendengar suara.Â
Bahkan mungkin itu sudah melewati sesuatu yang kita sebut dengan "suara". Makanya tak heran sebagian besar awak kapal Kastil Norham, gendang telinganya sampai pecah.