Pandemi Covid-19 sepertinya disikapi agak terlalu berlebihan. Menurut Situs Worldometer, saat ini jumlah penduduk dunia pengisi bumi sebanyak 7,785 miliar jiwa.
Sedangkan yang terinfeksi Virus Corona hingga hari ini Senin, 18 Mei 2020 menurut situs yang sama berjumlah 4.795.495 kasus, artinya jumlah manusia terinfeksi Virus ini sekitar 0,61 persen dari seluruh penduduk dunia. Jumlah yang sangat kecil sebenarnya.
Lebih kecil lagi bila kita menghitung persentase jumlah kematian akibat Covid-19 dibandingkan dengan seluruh penduduk dunia yang hidup di dunia ini, jumlah kematian yang tercatat pada hari yang sama tercatat sebanyak  316.400 jiwa.
Artinya hanya 0,04 persen penduduk dunia yang meninggal  akibat Covid-19. Secara statistik dan angka-angka jumlah ini sangat kecil dan seharusnya tak berarti.Â
Bahkan mungkin jumlah manusia yang meninggal oleh sebab lain lebih banyak dibandingkan yang meninggal akibat Covid-19 ini.Â
Misalnya akibat kecelakaan lalu lintas, menurur data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Â setiap tahun sebesar 1,35 juta kematian terjadi akibat berbagai kecelakaan lalu lintas di seantero bumi ini.
Berarti setiap 24 detik seorang manusia harus kehilangan nyawanya akibat kecelakaan yang terkadi di jalan.
Jika itu dianggap bukan merupakan perbandingan yang fair, mari kita bandingkan dengan sesama penyakit, Kanker misalnya.
WHO mencatat, pada tahun 2018 jumlah pasien Kanker yang meninggal diseluruh dunia sebanyak 9,6 juta jiwa.
Atau dengan penyakit Tubercolosis desease, atau kita kenal dengan nama TBC di Indonesia saja  menurut data dari WHO yang meninggal akibat penyakit yang menyerang paru-paru ini sebanyak 301 jiwa perhari.
Jika kita mengamati hitungan statistik hingga hari ini merujuk pada situs worldometers  jumlah kemarian secara global sepanjang tahun ini karena berbagai sebab sekitar 22,3 juta jiwa.
Dari besaran jumlah kematian tersebut yang meninggal diakibatkan oleh Covid-19 hanya 315.500 saja. Hanya berkisar 1,5 persen.
Di Indonesia jumlah positif terinfeksi virus corona seri baru ini per tanggal 17 Mei 2020 yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.
17.514 orang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19, jika kita bandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang sebesar 273 juta jiwa.Â
Maka persentasenya kecil sekali, hanya sekitar 0,0064 persen yang terinfeksi virus corona dibandingkan dengan jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.
Jadi probabilitas penduduk Indonesia terpapar virus corona ini hanya 0,0064 saja.
Sementara jumlah kematian yang terjadi di Indonesia pada tahun 2019 menurut data dari United Nation Population Fund (UNPF) sebanyak 1,6 juta jiwa.
Nah jika kemudian kita bandingkan dengan jumlah kematian akibat Covid-19 yang menurut rilisan terbaru pemerintah berjumlah 1.148. Artinya 0,068 persen kematian akibat Covid -19 dibanding jumlah seluruh kematian di Indonesia.
Namun karena ini terkait nyawa manusia , bukan sekedar angka , seperti apapun hasil analisa angka-angka kasar ini.Â
Penanganan serius terkait Covid-19 ini harus tetap dilakukan, namun tak perlu juga terlalu dilebih-lebihkan seolah dunia ini mau kiamat dan semua kegiatan harus terhenti akibat penyebaran virus ini.
Penanganan sangat serius dan terukur sebenarnya diperlukan agar sistem kesehatan di suatu wilayah tak kewalahan karena menerima begitu banyak pasien dalam saat bersamaan.
Jadi menurut saya kita bisa kok hidup berdampingan dengan Covid-19. Karena bisa saja virus ini tak akan bisa hilang dari dunia bahkan setelah vaksinnya ditemukan, karena mutasi yang terjadi dari keluarga virus corona ini sering sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H