Herd Immunity bisa berarti membiarkan orang-orang terpapar virus, sehingga populasi yang terpapar cukup, agar virus itu tak mampu lagi menyebarkan penyakitnya karena sebagian besar masyarakat sudah terinfeksi, jumlahnya bisa 60,70 atau 80 persen dari jumlah populasi yang ada, dibiarkan terpapar virus tersebut.
Jadi kasarnya memakai prinsip survival  of the fittest, yang paling kuatlah yang akan bertahan. Katakanlah jumlah penduduk Indonesia 270 juta, untuk mencapai kondisi Herd Immunity 70 persen diantara penduduk itu harus terpapar artinya 189 juta penduduk Indonesia harus positif terinfeksi.
Jika kita mengacu pada tingkat rata-rata kematian yang terjadi saat ini di Indonesia yang mencapai 9 persenan, maka angka kematian yang akan terjadi akibat Herd Immunity ini, bisa mencapai 18 juta jiwa .
Mengerikan sekali kalau itu harus terjadi, jumlah yang sangat besar dan sudah dapat dipastikan ini akan menjadi sebuah tragedi besar dalam sejarah kemanusiaan manapun.
Itu bukan strategi yang kini sedang terjadi, jika strategi itu memang terjadi tak akan ada upaya apapun untuk menahan laju penyebaran virus.
Seperti yang kini tengah dilakukan oleh pemerintah seperti testing, tracing, dan isolasi. Pembatasan sosial dan mobilitas, perubahan perilaku sampai vaksin ditemukan.
Walaupun memang benar upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia saat ini masih jauh dari sempurna. PSBB yang jadi dasar kebijakan penanganan Covid-19 tak dilakukan secara maksimal, upaya testing pun masih jauh dari yang diharapkan.
Terkait kebijakan PSBB pemerintah seperti kebingungan karena tak ada data yang jelas dan terukur terkait penerapannya,pelanggarannya dan ukuran jika dilanggar akan memberi efek berapa banyak terhadap peningkatan jumlah terinfeksi. Semua belum jelas.
Namun jelas langkah-langkah itu ada dan terus menerus dievaluasi agar bisa diterapkan dengan lebih baik.Â
Pemerintah sendiri sebetulnya agak gamang dan terlihat bingung, karena mereka juga harus memikirkan aspek lain yang tak kalah penting, yakni ekonomi warganya dan ekonomi nasional sscara keseluruhan.
Karena jika PSBB dijalankan dengan benar-benar ketat layaknya Lockdown, ekonomi warga akan luluh lantak. Rakyat mungkin akan banyak yang kelaparan karena mereka tak memiliki cukup uang untuk membeli bahan pokok.