Kata "Herd Immunity" kembali mencuat ke permukaan setelah Presiden Jokowi berujar bahwa kita harus mulai berdamai dengan virus pembawa Covid-19.
Dalam sebuah kesempatan melalui Channel Youtube milik Sekretariat Presiden, Jokowi menyatakan kondisi terkini terkait penanganan Covid-19 yang jumlah kasusnya akan naik turun. Belum ada tanda-tanda terus melandai sampai akhirnya nol.
Ditambah dengan belum ditemukannya vaksin yang dedicated buat memerangi virus SARS NCov-2, maka kita harus mulai berdamai dengan virus ini.
"Artinya sampai ditemukannya vaksin yang efektif kita harus hidup berdamai dengan Covid untu beberapa waktu ke depan," kata Jokowi, Kamis (07/05/20).
Tentunya sekilas saja kita bisa memahami bahwa maksud kalimat Jokowi  "berdamai dengan Covid" bukan berarti pemerintah akan membiarkan semua mobilitas warga normal seperti pra Covid-19.
Namun kita akan ada dalam situasi kenormalan baru atau "the new normal", artinya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masih akan tetap ditegakan namun juga sambil memperhatikan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan hajat hidup masyarakat luas, terutama masalah ekonomi.
Tetap menjaga jarak, memakai masker, jaga kebersihan dan imunitas diri, jika memang tak ada pilihan lain kecuali melakukan mobiltas untuk kepentingan pekerjaan atau untuk pemenuhan kebutuhan pokok yang memang diizinkan dalam PSBB.
Namun entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba kalimat berdamai dengan Covid itu digiring seolah menjadi sebuah strategi yang disebut "Herd Immunity".Â
Apalagi sebelumnya  ada statement dari Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopulhukam) bahwa PSBB yang kini sedang berjalan aturannya akan dilonggarkan.
Tambah menguat pula isu strategi herd immunity akan dipakai untuk mengatasi Covid-19. Herd Immunity atau kekebalan komunal adalah sebuah kondisi dimana dalam suatu populasi memiliki kekebalan terhadap infeksi sehingga secara efektif dapat menghentikan penyebaran infeksi virus tersebut.
Kondisi ini bisa tercapai manakala vaksin untuk virus tersebut telah ditemukan dan terbukti efektif. Namun jika kondisinya seperti saat ini, dimana Vaksin Covid-19 belum ditemukan.