Dalam beberapa hari terakhir ini saya beberapa kali menulis tentang sikap dan cara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menanganai Covid-19 di Provinsi yang dipimpinnya.
Tulisan-tulisan tersebut dipicu oleh wawancara Anies Baswedan dengan salah satu koran Australia  The Sidney Morning Herald Edisi Kamis 7 Mei 2020.
Anies Baswedan berkali-kali mengucapkan bahwa DKI Jakarta, sejak bulan Januari 2020, sudah melakukan tracing dan berbagai tindakan dalam rangka menanggulangi"Pneumonia Wuhan" begitu Covid-19 dalam terminologi Anies ketika menarasikan hal tersebut  yang ia ucapkan berulang-ulang.
Padahal semua orang di Indonesia ini tahu bahwa Anies dan jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat itu sedang menghadapi masalah banjir, yang datang nyaris setiap minggu.
Jadi agak bingung juga ketika narasi tersebut dibangun begitu kencang. Sambil menyalahkan beberapa pihak, Anies merasa dirinya paling hebat dan bisa bertindak lebih cepat bahkan dibanding Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Anies sempat menyalahkan Kementerian Kesehatan karena  menurut  pengakuan dirinya , mereka menghambatnya untuk melakukan test Corona di "Bulan Januari"Â
Alhasil The Sidney Morning Herald, kemudian menyandingkan dan menyamakan Anies Baswedan dengan Gubernur New York, Andrew  Cuomo yang bergerak cepat berlawanan dengan Presidennya, Donald Trump yang sangat lamban dalam menghadapi Covid-19
Karena  Anies dianggap bertindak cepat lain dengan Jokowi yang dianggap lamban bergerak memerangi virus ini.  Padahal  gercep versi-nya Anies itu oleh sebagian dianggap cuma di atas kertas dan omong besar belaka,  karena faktanya kita tahu apa yang terjadi saat itu
Sementara Presiden Jokowi dicitrakan lamban dan inkonsisten dalam menangani Covid-19. Padahal untuk membuat sebuah keputusan yang tepat dalam situasi seperti ini butuh waktu sedikit lebih banyak.
Akh Anies Baswedan ini memang luar biasa, ia kerap mengumbar janji dan omong besar, seperti pembangunan laboratoriun yang menurut dia sudah mulai dibangun Maret 2020 lalu, namun hingga kini bentuknya saja belum terlihat.
Kemudian masalah bantuan sosial sebagai jaring pengaman  bagi masyarakat terdampak atas kebijakan PSBB yang ia canangkan, Anies Baswedan beberapa kali mengeluarkan pernyataan yang menjanjikan pendistrbusian bansos.
Seperti misalnya Anies berjanji akan memberikan pekerja harian bantuan sosial, mereka terdampak karena setelah PSBB dibelakukan dilarang keluar rumah untuk mengais rezeki.
"Bapak ibu sekalian, punya konsekuensi yang tidak sederhana. Karena kemudian sebagian dari masyarakat kita yang memiliki pekerjaan mengandalkan pada penghasilan harian itu akan terdampak. Kita sudah menghitung dan memiliki datanya. Ini merujuk pada penerima bantuan-bantuan dari Pemprov DKI, bantuan subsidi," ucap Anies dalam konferensi pers di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/20) lalu. Seperti yang dilansir oleh Kompas.Com.
Selain itu , Anies juga  berjanji akan membagikan paket sembako kepada 1,25 juta KK setiap pekan.
"Nantinya akan ada 1,25 juta keluarga di Jakarta yang akan mendapatkan bantuan secara rutin diberikan tiap minggu dalam bentuk kebutuhan pokok," tambah Anies.
Pemberian bansos itu rencanakam dimulai tanggal 9 April 2020, jika memang sesuai janji Anies berarti harusnya paling tidak 4 kali bansos itu didistribusikan kepada warga DKI.
Faktanya, hanya sekali  saja, bantuan tahap pertama didistribusikan yakni antara tanggal 9 hingga 25 april, dan itu pun data penerima bansos -nya berantakan.
Bantuan yang diberikan berisi, 5 kilogram beras, 2 kaleng sarden ukuran kecil, 0,9 liter minyak goreng, dua bungkus biskuit, dua batang sabun mandi dan dua buah masker. Nilai totalnya bantuan ini dioerkirakan sebesar Rp.150.000/paket.
Selain itu Anies Baswedan pun sempat menjanjikan akan memberi bansos bagi para perantau yang tak mudik, tapi tetap di Jakarta.
Namun janji tinggal janji seperti wacana yang lainnya itu semua hanya lips service dan kontes tata kata semata, blas para perantau itu tak mendapat bantuan apapun.
Nah, karena Anies Baswedan tak jua menunaikan janjinya, Ganjar Pranowo kemudian berinisiatif akan mengirimkaan bantuan sembako sendiri bagi warga Jawa Tengah yang tak mudik dari wilayah DKI Jakarta.
Jadi yang berjanji Anies Baswedan Gubernur DKI namun  yang menunaikan janjinya tersebut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, hebat yah Anies, luar biasa.
"Ini sekarang kami sedang menyiapkan dengan PT POS. Mudah-mudahan tidak lama segera kelar. Tinggal hitungan teknis dan pembiayaannya (biaya pengiriman)," kata Ganjar Pranowo di Semarang, Minggu (10/05/20) seperti yang dilansir Jpnn.Com.
Terkait jumlah paket bansos yang akan diberikan, Ganjar menyebutkan akan mengirim 26.000 paket bansos.
Sebenarnya bukan kali ini saja Anies  bertindak seperti ini,  kesepakatan dengan Pemerintah Pusat pun tak Anies Baswedan tunaikan.
Awalnya Pemprov DKI telah bersepakat dengan Pemerintah Pusat  untuk membagi data penerima bansos, dan Pemprov DKI menyanggupi penyaluran bansos bagi 1,1 juta KK per bulan.
Namun pada prakteknya, Anies tak mampu melaksanakan janjinya tersebut, karena anggarannya sudah habis. Terpaksa pemerintah pusat mengambil alih tanggungjawab yang dilepas Anies Baswedan ini.
Jika memang benar sudah dipersiapkan sejak Januari-Februari seharusnya kejadiannya tak berantakan seperti saat ini.
Kata memang terlihat mudah dijalin di banding janji yang harusnya berjalan. Memerintah dan bertindak melawan Covid -19 itu tak cukup dengan kata-kata dan narasi yang membuat terlihat hebat.
Langkah nyata yang ditunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H