Untuk event samber THR hari ke 13, ini cukup challenging bagi saya, karena harus menulis semacam resensi film yang bertema Solidaritas.
Permasalahannya solidaritas itu artinya luas, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) solidaritas memiliki arti perasaan solider, sifat satu rasa (senasib dan ssbagainya), perasaan setia kawan.
Atas dasar tersebut saya memiliki kesimpulan bahwa film tentang hubungan persahabatan  bisa juga masuk ke dalam tema "solidaritas" walaupun bukan film yang bertema "grand solidarity"seperti sebuah gerakan memperjuangkan hal tertentu misalnya.Â
Namun lebih menyoroti "mikro solidarity" yang saling berbagi simpati dan empati tanpa pretensi apapun dalam sebuah lingkup pergaulan dengan berbagai dinamikanya, Â kecuali untuk persahabatan itu sendiri.
Saya akan mencoba mengangkat sebuah film Perancis yang bercerita tentang sebuah persahabatan yang terjalin antara dua manusia yang memiliki latar belakang yang jauh berbeda, The Intouchables.
Ada ungkapan yang sangat dalam, yang terdapat di film Drama Komedi  berdasarkan kisah nyata (Biopic) besutan sutradara Oliver Nakache dan Eric Toledano.
"Terkadang kita harus menjangkau dunia orang lain untuk menemukan apa yang hilang dalam diri kita"Â
Ya, kehidupan ini serupa misteri, apa yang kita miliki di dalam diri, belum tentu membuat hidup.kita berjalan utuh sebagaimana mestinya.
Untuk itu kita butuh menjalin relasi antar sesama diluar konsep ke-aku-an untuk menemukan apa yang telah hilang dan selama ini kurang dari dalam diri kita.
Film ini mengangkat cerita persahabatan antara Philippe Pozzo di Borgo dan Abdel Yasmin Sellou (Driss).
Phillipe adalah seorang millioner super kaya, namun menderita sebuah kondisi yang disebut Tetraplegia yang membuatnya harus kehilangan fungsi gerak seluruh badannya, kecuali dari leher ke atas.
Sedangkan Driss merupakan seorang mantan bang napi, yang baru bebas dari penjara dan pengangguran yang berasal dari keluarga imigran Sudan yang miskin.
Narasi awal film yang dirilis tahun 2011 ini, dimulai ketika Philippe ( Francois Cluzet) dan Driss (Omar Sy) dalam sebuah mobil sport mewah Maseratti, kebut-kebutan di jalan raya hingga akhirnya dihentikan oleh polisi yang sedang berpatroli.
Dari kejadian itu, alur film berbalik arah,flashback ke awal keduanya bertemu untuk pertama kalinya.Â
Saat itu perawat yang bekerja merawat Philippe harus berhenti, sehingga Phillipe kemudian membuka lowongan kerja untuk menjadi perawat bagi  dirinya.
Driss yang saat itu dikejar untuk mendapatkan tanda tangan yang menandakan ia memang sudah berusaha mencari pekerjaan agar tetap mendapat tunjangan pengangguran dari pemerintah Perancis, mendatangi rumah Philippe seolah ia ikut test untuk mengisi lowongan kerja tersebut.
Dengan gayanya yang selengean dan semaunya Driss mengikuti test yang ternyata diikuti oleh beragam pelamar yang memiliki kualifikasi mumpuni untuk merawat Philippe.
Inilah misteri kehidupan, justru gaya Driss yang selengean itu disukai oleh Philippe sehingga ia terpilih menjadi perawatnya dengan masa percobaan satu bulan.
Dari sinilah proses terjalinnya sebuah hubungan kerja menjadi sebuah persahabatan itu dimulai. Semakin dekat keduanya, semakin terungkap pula bahwa mereka masing-masing memiliki masalah pribadi yang mana nantinya menjadi sebuah hubungan simbiosis mutualisma.
Seiring bergulirnya waktu ikatan batin dan jalinan pertemanan keduanya semakin kuat, terutama karena sikap Driss yang apa adanya dan itu merupakan sesuatu yang baru bagi Philippe yang berasal dari keluarga kaya.
Dinamika hubungan antar keduanya sempat terjadi, karena memang kehidupan keduanya sangat kontras. Namun justru itulah yang membuat persahabatan mereka semakin kuat.
Jika ditelaah hubungan persahabatan mereka, serupa dengan konsep platonic agape. Merujuk pada konsep persahabatan yang dikemukan oleh salah satu Filsuf terbesar yang pernah ada, Plato.
Konsep Platonic Agape, adalah sebuah konsep persahabatan tertinggi, yang tidak lagi melihat keunggulan dan kepentingan atau hal lain dari sosok sahabatnya tersebut.
Melainkan lebih pada persahabatan, yang memberikan potensi untuk berkembang satu sama lain, meskipun sosok tersebut terlihat tak memiliki keunggulan apapun.
Diluar konsep Agape, terdapat dua Konsep Platonic lain, yakni Philia dan Eros kedua konsep ini menakar sebuah hubungan berdasarkan kepentingan dan lualitas sosok yang akan dijadikan sahabatnya tersebut.
Jadi bisa dikatakan konsep agape yang diceritakan dalam film Intouchable ini sebagai sebuah perahabatan dan solidaritas tanpa batas.
Relasi yang berkembang diantara sosok Philippe dan Driss dalam film itu.menunjukan adanya kesadaran bahwa mereka berdua memiliki banyak kekurangan, untuk itulah kemudian keduanya berusaha membangun sesuatu yang lebih baik untuk menutupi kekurangan mereka yang akhirnya menjadi manusia yang lebih baik.
Film ini keren, keren banget malah, coba deh tonton.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI