Sedangkan Driss merupakan seorang mantan bang napi, yang baru bebas dari penjara dan pengangguran yang berasal dari keluarga imigran Sudan yang miskin.
Narasi awal film yang dirilis tahun 2011 ini, dimulai ketika Philippe ( Francois Cluzet) dan Driss (Omar Sy) dalam sebuah mobil sport mewah Maseratti, kebut-kebutan di jalan raya hingga akhirnya dihentikan oleh polisi yang sedang berpatroli.
Dari kejadian itu, alur film berbalik arah,flashback ke awal keduanya bertemu untuk pertama kalinya.Â
Saat itu perawat yang bekerja merawat Philippe harus berhenti, sehingga Phillipe kemudian membuka lowongan kerja untuk menjadi perawat bagi  dirinya.
Driss yang saat itu dikejar untuk mendapatkan tanda tangan yang menandakan ia memang sudah berusaha mencari pekerjaan agar tetap mendapat tunjangan pengangguran dari pemerintah Perancis, mendatangi rumah Philippe seolah ia ikut test untuk mengisi lowongan kerja tersebut.
Dengan gayanya yang selengean dan semaunya Driss mengikuti test yang ternyata diikuti oleh beragam pelamar yang memiliki kualifikasi mumpuni untuk merawat Philippe.
Inilah misteri kehidupan, justru gaya Driss yang selengean itu disukai oleh Philippe sehingga ia terpilih menjadi perawatnya dengan masa percobaan satu bulan.
Dari sinilah proses terjalinnya sebuah hubungan kerja menjadi sebuah persahabatan itu dimulai. Semakin dekat keduanya, semakin terungkap pula bahwa mereka masing-masing memiliki masalah pribadi yang mana nantinya menjadi sebuah hubungan simbiosis mutualisma.
Seiring bergulirnya waktu ikatan batin dan jalinan pertemanan keduanya semakin kuat, terutama karena sikap Driss yang apa adanya dan itu merupakan sesuatu yang baru bagi Philippe yang berasal dari keluarga kaya.
Dinamika hubungan antar keduanya sempat terjadi, karena memang kehidupan keduanya sangat kontras. Namun justru itulah yang membuat persahabatan mereka semakin kuat.
Jika ditelaah hubungan persahabatan mereka, serupa dengan konsep platonic agape. Merujuk pada konsep persahabatan yang dikemukan oleh salah satu Filsuf terbesar yang pernah ada, Plato.