Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Anies Baswedan Ditegur Keras Menko PMK Karena Penyaluran Bansos Covid-19 DKI Berantakan

7 Mei 2020   08:20 Diperbarui: 7 Mei 2020   08:25 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies Baswedan Gubernur DKI menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melepas tanggungjawab penyaluran bansos untuk 1,1 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) DKI Jakarta kepada Pemerintah Pusat.

Pemprov DKI melepas tanggungjawab penyaluran bansos tersebut karena mereka tak memiliki anggaran, agak membingungkan memang pengelolaan anggaran di DKI ini, padahal DKI merupakan pemilik APBD terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk yang hampir seperlima Provinsi Jawa Barat yang jumlah penduduknya sekitar 50 juta jiwa.

"Laporan dari Menko PMK, ternyata DKI yang tadinya cover 1,1 juta, mereka tidak punya anggaran dan minta pemerintah pusat yang cover 1,1 juta itu," terang Ani dalam rapat virtual bersama Komisi XI DPR, Rabu (06/05/20). Seperti dilansir CNNIndonesia

Kondisi ini membuat pemerintah pusat tak mempunyai pilihan kecuali menanggung bansos bagi 1,1 juta keluarga  yang seharusnya jadi tanggungjawab Pemprov DKI

"Jadi tadinya 1,1 juta DKI, 3,6 juta jiwa pemerintah pusat, kini semuanya tanggungjawab pusat,"tambah Sri Mulyani.

Akibat dari ketidak kompetenan Anies Baswedan dalam memimpin penyaluran bansos pandemi Covid-19 ini, Anies ditegur keras oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendi.

"Belum lagi sinkronisasi dan koordinasi, misalnya kami dengan DKI ini agak sekarang sedang tarik-menarik ini, cocok-cocokan data, bahkan kemarin saya dengan pak gubernur agak tegang, agak saya tegur keras pak gubernur," Ujar Muhadjir.

Menyangga kebijakan PSBB aja Anies terlihat gagap, apalagi jika lockdown atau karantina wilayah dilakukan seperti keinginannya, bisa jadi kelaparan terjadi dimana-mana.

Memang kondisi penyaluran bansos seperti yang terjadi di Jakarta, juga terjadi diberbagai daerah lain seperti yang diungkapkan oleh salah satu Kepala Desa di Subang Jawa Barat, yang videonya sempat viral.

Artinya Pemerintah Pusat juga harus berbenah secara cepat terkait penyaluran bansos terutama masalah akurasi data, dan jika memungkinkan perluas penerima bansos hingga kelas menengah.

Namun bedanya Pemprov Jawa Barat tak melepas tanggungjawab seperti yang dilakukan oleh DKI Jakarta, sehingga pemerintah pusat harus menomboki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun