Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menguji Efektivitas PSBB dengan Bansos ala Pemerintah Jokowi

19 April 2020   11:47 Diperbarui: 20 April 2020   21:35 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal kesadaran masyarakat itu juga sangat berkaitan erat dengan kehidupan ekonomi mereka. Ketika mobilitas dibatasi dan seluruh masyarakat Indonesia di minta untuk bergerak secara minimal, atau tetap berada di rumah saja, lantas penghidupan mereka bagaimana.

Bagi masyarakat yang tempat kerjanya menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) sementara ini mungkin tak akan ada masalah.

Tapi bagaimana mereka yang merupakan pekerja harian dan masyarakat yang bekerja di sektor yamg tak memungkinkan untuk melakukan WFH, seperti Manufaktur misalnya.

Mereka akan terus bekerja dan keluar rumah dan hal ini membuat kebijakan PSBB menjadi tak efektif. Mencoba menghentikan backbone angkutan masal KRL seperti yang diminta oleh beberapa Kepala Daerah di Wilayah tersebut tak akan membuahkan hasil apapun bagi PSBB, malah menambah runyam situasi seperti yang terjadi beberapa hari lalu.

Hentikan lah hulu permasalahannya, tutup semua kantor diluar 8 sektor tersebut, atau antar jemput seluruh karyawannya.

Tapi itu sulit dilakukan, jika memang mau benar-benar PSBB  berjalan efektif, bantuan sosial yang diberikan secara parsial oleh pemerintah Jokowi seperti saat ini harus di ubah menjadi menyeluruh tanpa mengenal kelas.

Artinya seluruh rakyat Indonesia tanpa terkeuali harus mendapatkan bantuan, atau meminjam istilah Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri, Negara membayar seluruh penduduknya untuk tetap berada di rumah.

Seperti yang dilakukan di Jepang, Singapura, beberapa negara lain di Eropa.  Jepang yang saat ini memiliki jumlah kasus positif Covid-19 menurut John Hopkins University  sebanyak 10.269 kasus, memberikan bantuan kepada seluruh penduduknya tanpa terkecuali sebesar 100.000 yen atau setara dengan Rp. 14,5 juta per orang.

Kebijakan bantuan tunai ini diumumkan langsung oleh Perdana Menteri Shinzo Abe seperti yang dilansir Nikkei  Asian Review 

"Kami segera bergerak cepat  untuk memberikan uang kepada setiap orang"ujar Shinzo Abe dalam.konferensi Pers Jumat (17/04/20).

Awalnya pemerintah Jepang akan memberikan bantuan tunai secara parsial, hanya bagi keluarga  yang terdampak saja dengan jumlah 300.000  yen per keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun