Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mudik Terhalang Covid-19, Bagaimana Nasib Redristibusi Aset dan Pertumbuhan Ekonomi

3 April 2020   14:13 Diperbarui: 4 April 2020   04:55 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah khawatir jika mudik tetap dilakukan penyebaran virus akan makin menjadi-jadi, daerah asal pemudik harus berhadapan dengan potensi nyata akibat datangnya pemudik tersebut.

Kita semua tak pernah tahu, pemudik bisa saja membawa virus corona walaupun dirinya tampak sehat, karena banyak, yang karena imunitas tubuhnya kuat ia tak menampakan gejala apapun padahal mereka terinfeksi Covid-19.

Untuk itulah kemudian imbauan untuk tak mudik digencarkan pemerintah. Tentu saja kondisi ini akan berdampak terhadap perekonomian secara keseluruhan, terutama di daerah-daerah yang biasanya saat Idul Fitri tiba perputaran ekonominya menjadi lebih kencang.

Harus diakui mudik adalah salah satu bentuk kearifan lokal. Dalam situasi normal mulai dari Presiden, Menteri, Artis, Pemilik perusahaan, ASN, Buruh , hingga PRT melakukan perjalanan searah dari kota-kota besar terutama di kawasan Jabodetabek ke kota-kota kecil, di Jawa dan di Luar Pulau Jawa dalam waktu bersamaan, rata-rata pemudik mulai melakukan perjalanan H-7 sebelum momen Lebaran.

Mudik seperti menjadi momen kontemplasi sosial bagi masyarakat Indonesia, silaturahmi yang lama tak terjalin, kembali dilakukan melalui aktivitas mudik.

Selain itu, pergerakan manusia secara serentak ini tentu saja akan diringi dengan pergerakan uang, oleh karena itu pergerakan mudik ini menjadi siklus ekonomi yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia.

Pergerakan uang dalam jumlah yang sangat besar dalam waktu yang singkat seperti yang terjadi saat mudik dalam ilmu ekonomi di sebut Velocity of Money.

Kondisi ini akan mendorong sektor jasa dan riil menjadi meningkat di daerah-daerah tujuan mudik. Kecepatan pertumbuhan perekonomiannya sudah dapat dipastikan diatas rata-rata.

Uang kota yang dibawa ke daerah pada saat mudik menjadi stimulus pertumbuhan perekonomian daerah. Fenomena mudik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi regional menjadi melesat akibat naiknya sektor konsumsi.

Seperti diketahui sektor konsumsi rumah tangga di Indonesia menyumbang lebih dari 60 persen pertumbuhan ekonomi nasional.

Sebagai ilustrasi , jumlah perputaran uang saat Ramadhan, mudik , dan Lebaran tahun 2019 lalu, menurut BI  uang khartal yang beredar saat itu mencapai Rp. 217,1 triliun rupiah. Angka ini setara dengan 9 persen APBN, atau 1,3 persen dari PDB Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun