Ditengah situasi bergejolak seperti ini pasar obligasi dan pasar ekuitas, masih bisa menjadi pilihan yang menarik dalam situasi seperti ini, karena relatif lebih aman dari gejolak pasar.
Obligasi biasanya akan menjadi pilihan paling menarik dalam situasi seperti ini, di Amerika Serikat, Obligasi Pemerintah AS (US Tresury) beberapa hari belakangan naik cukup kencang, akibat jadi sasaran investasi para investor dunia.
Naiknya harga obligasi tersebut kemudian menekan imbal hasil atau Yield, karena normalnya naiknya harga obligasi akan berbanding terbalik dengan imbal hasil yang diberikan.
Seperti halnya di AS, pasar obligasi di Indonesia pun bergerak ke arah yang sama. Potensi kenaikan harganya masih tersedia, karena diperkirakan suku bunga acuan  akan terus turun dan ini justru akan memberikan dampak yang baik bagi surat utang.
Nah berkaca kepada hal tersebut, rasanya layak bagi para investor terutama investor ritel untuk segera menanamkan investasinya  surat utang negara yang baru-baru ini di rilis oleh Pemerintah Indonesia.
Surat berharga syariah khusus ritel, atau biasa disebut Sukuk Ritel seri 12 merupakan salah satu instrumen keuangan yang sangat menarik untuk investasi.
Sangat aman karena dilindungi oleh Undang-Undang nomor 19 tahun  2008, jadi gagal bayar 99,9 persen tak akan terjadi.
Dan SR-12 Ini merupakan sukuk ritel yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder, dalam situasi pasar seperti ini potensi kenaikan harga di pasar sekunder cukup tinggi.
Artinya potensi keuntungan bukan hanya datang dari kupon imbal hasil yang sebesar 6,3 persen tadi, tapi juga bisa di dapat dari selisih antara jual dan beli atau capital gain.
Lebih asyik nya investor tak perlu modal besar untuk bisa berinvestasi  di SR-12 ini, cukup dengan Rp.1 juta saja sudah bisa berinvestasi.