Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kegenitan Berpikir Pejabat Publik, Membuat Publik Ambyar

22 Februari 2020   13:45 Diperbarui: 22 Februari 2020   17:14 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu, bisa juga mereka mendorong kebijakan peningkatan transportasi umum, agar kemacetan tak terjadi sehingga waktu dijalan yang tersita bisa dipakai bersama keluarga.

Kemudian coba juga mengajak suami mengerjakan pekerjaan domestik, tak hanya menjadi tanggungjawab istri.

Untuk urusan kekerasan seksual dan Incest, dorong kebijakan untuk memperbanyak sex education dan parenting di era digital.

Pastikan juga ada edukasi pra pernikahan saat sebelum menikah, pokoknya bekali para orangtua dengan ilmu yang cukup dan benar untuk mendampingi tumbuh kembang anak.

Tapi memang semua itu berarti jalan sunyi, namanya tak akan menguar dan relatif lebih sulit dilakukan. 

Berbeda dengan RUU Ketahanan Keluarga yang bersifat langsung, walaupun sangat mengintervensi kehidupan pribadi publik.

Apakah ini merupakan bentuk kegenitan berpikir para politisi sembari menyisipkan ideologi keagamaan yang para inisiator yakini?

Deretan kegenitan berpikir yang dilakukan para pejabat publik ini, membuat gaduh dan masyarakat menjadi ambyar.

Sumber.

https://nasional.kompas.com/read/2020/02/20/13570561/soal-fatwa-pernikahan-orang-miskin-dan-kaya-ini-penjelasan-menko-pmk?page=1

https://m.cnnindonesia.com/nasional/20200222052827-32-477018/ruu-ketahanan-keluarga-diskriminatif-mereduksi-peran-wanita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun