Menteri-menteri teknis wakil dari partai politik terlihat kedodoran dan mempunyai raport jelek dimata publik.
Jika kita mengamati berbagai pemberitaan di media mainstream dan berbagai komentar di media sosial, yang menjadi media darling dari seluruh jajaran menteri adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
Erick Thohir menjadi tokoh protagonis di 100 hari pertama pemerintahan Jokowi, berbagai gebrakannya dalam membenahi Kementerian BUMN banyak diapresiasi berbagai pihak.
Erick diberi ruang cukup besar oleh Jokowi untuk membenahi Perusahaan-perusahaan  BUMN yang secara keseluruhan memiliki aset sekitar Rp.8000 triliun.
Ia satu-satunya Menteri yang memiliki 2 Wakil Menteri, arah kerjanya juga sangat jelas. Komunikasi nya juga oke baik eksternal maupun internal.
Kementerian BUMN menjadi sangat nyaman dengan kepemimpinan Erick yang sangat terbuka. Walaupun masalah yang dihadapi Kementerian BUMN.
Kasus berderet menghadangnya, Jiwasraya gagal bayar akibat investasi yang dilakukannya serampangan.
Asabri pun demikian, tapi ia sejauh ini berhasil mengelolanya dengan cukup baik walaupun mulai dibawa ke ranah politik oleh para anggota dewan yang terhormat, pembentukan Panja dan Pansus sebagai buktinya.
Kabar terakhir nasabah Jiwasraya akan segera menerima uang miliknya yang tersangkut di Jiwasraya mulai bulan Maret 2020 ini.
Ia juga berhasil menunjuk orang-orang yang kredibel dan mampu bekerja disekelilingnya, pantaslah Erick Thohir disebut sebagai tokoh Protagonis di Kabinet Indonesia Maju besutan Jokowi ini.
Ada tokoh protagonis tentunya akan ada tokoh antagonis, saya sebenarnya memasukan 2 tokoh dalam kategori ini.