Mohon tunggu...
Fery Setiawan
Fery Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hobi saya berenang dan Sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Mengapa Anak Muda Harus Paling Lantang Menekan Pemeritah agar Bertindak Mencegah Pemanasan Global?

1 Juli 2024   01:49 Diperbarui: 1 Juli 2024   02:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanasan global bukan lagi ancaman yang jauh di masa depan. Pemanasan global adalah ancaman yang sudah mulai dirasakan sampai sekarang, memang benar pemanasan global saat ini tidak terlalu menjadi problematika di kaum awam, tetapi pemanasan global merupakan ancaman yang sangat besar bagi mereka yang mengetahui akan awal pemanasan global dan dampak yang akan dirasakan di masa yang akan datang.

Mungkin Dua atau tiga tahun pemanasan global akan menjadi hal yang umum untuk di bicarakan tanpa berfikir untuk mencegah dan menghentikannya. Lima tahun atau bahkan sepuluh tahun yang akan datang, Pemanasan global akan menjadi problem yang besar. Sepuluh tahun yang akan datang, kita akan sangat merasakan dampak sebenarnya dari pemanasan global yang sangat membahayakan. Bahkan akan bahayanya pemanasan global, kita akan sangat kesulitan untuk mencegah dan menghentikannya.

Pemanasan global adalah permasalahan dunia, bukan hanya permasalahan setiap negara. Pemanasan global tidak dapat dihentikan oleh beberapa negara saja, tetapi harus di hentikan dengan kerja sama setiap negara. Mengangkat permasalahan pemanasan global merupakan salah satu cara agar dunia sadar akan bahaya pemanasan global. Sehingga setiap negara akan sadar bahaya yang mengancam dari pemanasan global.

Aktivitas-aktivitas seperti pembakaran bahan bakar fosil (batubara, minyak, dan gas), deforestasi, serta praktik pertanian dan industri yang tidak ramah lingkungan serta penggunaan kendaraan prbadi yang telah menjadi kebiasaan manusia yang telah meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer, terutama karbondioksida (CO2) , metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O).

Gas gas ini memerangkap panas di atmosfer, sehingga menyebabkan efek rumah kaca yang mengakibatkan pemanasan global. Oleh karena itu langkah serius untuk menekankan perubahan iklim diperlukan karena jika kita lihat secara luas dampak dari ancaman pemanasan global memang sudah tidak bisa diabaikan. Dilansir buku global warming  for beginer karya Dadang Rusbiantoro, pada tanggal 24 sampai 31 Agustus 2005, Lousiana Mississippi and Alabama dihantam badai katrina yang merupakan badai terbesar di abad ini. Empat hari sesudahnya, kawasan New Orleans dan sekitarnya dilanda banjir yang cukup dahsyat dan memporakporandakan hampir selruh kota yang sangat padat penduduk. Lebih dari 10 ribu orang dinyatakan tewas, sementara setengah juta jiwa kehilangan tempat tinggal dan rumah-rumah ikut terhanyut gelombang air laut.

Kerugian mencapai 200 milyar dalam menanggulangi bencana alam ini, pemerintah Amerika Serikat dinilai cukup lamban atau tidak mampu menangani krisis yang ada, sehingga gagal menekan angka korban dan kerugian yang ditimbulkan oleh badai katrina biarpun pemerintah Amerika telah mengerahkan 25.000 prajurit dan para veteran dari Irak untuk menjaga keamanan di New Orleans dan sekitarnya. Bahkan banyak orang Amerika menilai adanya faktor diskriminasi ras dalam keterlambatan penanggulangan bencana ini. Seperti yang kita ketahui selama ini bahwa sebagian besar penduduk New Orleans adalah kaum kulit hitam. 

Akibatnya, terjadi penjarahan, penodongan, pembunuhan, dan bahkan pemerkosaan di berbagai tempat. Di lokasi-lokasi pengungsian, para pengungsi sudah jatuh masih tertimpa tangga. Mereka sudah menderita akibat kekurangan makanan dan air bersih, tapi mereka juga harus berhadapan dengan para penjahat yang tidak bisa kendalikan lagi oleh para petugas keamanan. Selain itu, produksi minyak mentah AS di Teluk Meksiko juga hampir terhenti seluruhnya, sehingga harga minyak sempat mencapai rekor tertinggi pada US$70. 

Banyak orang yang tidak menyangka jika bencana sedahsyat badai Katrina bisa terjadi di Amerika Serikat yang notabene adalah negara superpower dengan tehnologi canggih yang mampu memprediksi pergerakan badai ini melalui satelit. Tapi kenyataan berbicara lain, tidak banyak yang bisa dilakukan pemerintah Amerika Serikat untuk mencegah terjadinya bencana alam ini, biarpun para ilmuwan sudah mampu memprediksi akan terjadinya badai Katrina sejak dini. Salah satu orang yang dikambing hitamkan adalah Joe Allbaugh yang tidak lain adalah Direktur Agen Federal Managemen Bencana (FEMA).

 Sayang Allbaugh sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam menangani bencana alam seperti badai Katrina ini karena dia adalah kroni George Bush di Texas. Pada tahun 2003, Joe Allbaugh tahun 2003 meninggalkan jabatannya sebagai direktur FEMA untuk melakukan bisnis rekonstruksi di Irak dan digantikan oleh Michael Brown. Tidak jauh berbeda dengan Allbaugh, Michael Brown ini juga tidak berpengalaman sama sekali dalam masalah manajemen bencana. Akhirnya Michael Brown adalah orang yang paling dikorbankan dalam ketidakbecusan FEMA mengantisipasi badai Katrina ini.

Sesungguhnya di tahun 2001, FEMA telah memprediksi kemungkinan serangan badai Katrina atau 4 tahun sebelum badai Katrina terjadi. Namun fungsi FEMA dialihkan untuk menangani masalah terorisme. FEMA juga menolak permintaan dari negara bagian Louisiana untuk mengucurkan dana antisipasi badai Katrina yang sudah diprediksi sejak tahun 2001 itu. Yang lebih gila lagi, dana untuk membangun bendungan di New Orleans telah dialihkan untuk perang Irak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun