Mohon tunggu...
Ferry Mario Zakaria Ngelo
Ferry Mario Zakaria Ngelo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta

Saya adalah Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional 2023 di Universitas Teknologi Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memahami Teori dalam Ilmu Hubungan Internasional: Realisme, Neorelisme, Liberalsme, dan Neoliberalisme

13 Oktober 2024   22:05 Diperbarui: 14 Oktober 2024   00:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi konsep teori realisme dan liberalisme dalam hubungan internasional, dihasilkan oleh DALL-E.

Ilustrasi Perang Dingin dalam hubungan internasional, dihasilkan oleh DALL-E.
Ilustrasi Perang Dingin dalam hubungan internasional, dihasilkan oleh DALL-E.

Perang Dingin adalah contoh klasik penerapan teori Realisme. Dalam hal ini, Amerika Serikat dan Uni Soviet bersaing untuk menjadi kekuatan dominan di dunia. Masing-masing negara memperkuat kekuatan militer mereka, terutama dalam pengembangan senjata nuklir, sebagai cara untuk menjaga keseimbangan kekuatan. 

Mereka juga membangun aliansi militer melalui NATO dan Pakta Warsawa, yang mencerminkan strategi realis untuk mengumpulkan kekuatan dan memastikan keamanan di dunia yang dianggap penuh dengan ancaman.

Melalui persaingan ini, ideologi juga memainkan peran penting, namun kekuasaan dan keamanan tetap menjadi fokus utama. Keduanya terlibat dalam perang proksi di berbagai belahan dunia, seperti Perang Korea dan Perang Vietnam, sebagai cara untuk memperluas pengaruh tanpa terlibat dalam konflik langsung. 

Menurut pandangan realis, Perang Dingin adalah bentuk dari “zero-sum game”, di mana keuntungan satu pihak dianggap sebagai kerugian pihak lain.


Neorealisme: Struktur Anarki dan Keseimbangan Kekuatan

Neorealisme, atau Realisme Struktural, yang dipelopori oleh Kenneth Waltz, mengambil pendekatan berbeda dari Realisme klasik. Sementara realisme berfokus pada sifat manusia dan motivasi negara untuk mendapatkan kekuasaan, Neorealisme lebih memusatkan perhatian pada struktur sistem internasional. Menurut Neorealisme, anarki yang ada dalam sistem internasional adalah penyebab utama konflik, bukan sifat manusia atau niat negara.

Waltz berpendapat bahwa posisi negara dalam sistem internasional ditentukan oleh distribusi kekuasaan, dan perilaku negara ditentukan oleh kebutuhan untuk bertahan hidup dalam sistem yang anarkis. 

Negara-negara besar cenderung mendominasi sistem, sementara negara-negara kecil harus menyesuaikan diri untuk bertahan hidup. Fokus utama Neorealisme adalah menjaga keseimbangan kekuatan dalam sistem internasional agar tidak ada satu negara yang terlalu dominan atau disebut (Ballance Of Power). 

Dalam sistem internasional yang bersifat anarkis dan konflikual, suatu negara akan melakukan perimbangan kekuatan untuk menyeimbangkan kekuatan negara lain. Negara tersebut dapat meningkatkan kekuatannya dengan cara membentuk aliansi dan berkolaborasi dengan negara-negara lain yang memiliki kekuatan besar. 

Oleh karena itu, mereka akan meningkatkan kekuatan militernya serta mengupayakan pencapaian kepentingan nasionalnya. Upaya ini mencakup pengembangan strategi pertahanan, peningkatan kapasitas militer, dan diplomasi untuk menciptakan stabilitas dan keamanan di kawasan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun