Mohon tunggu...
Ferry Koto
Ferry Koto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Usahawan, Memimpikan Indonesia Yang Berdaulat, Yang bergotong Royong untuk Mandiri dan Bermartabat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

KSO, Menyelamatkan Merpati?

25 Februari 2014   18:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah Menguntungkan untuk PT. Merpati kedepan ?

Saya meragukan sistem KSO akan menyelesaikan masalah Merpati jangka panjang. Sistem ini hanya menyelesaikan persoalan Merpati jangka pendek yaitu pengoperasian pesawat pesawatnya. Dalam jangka panjang malah ini tidak menyelesaikan kewajiban Merpati, dan bisa jadi anak usaha nya tumbuh dan Merpati hanya mendapatkan hasil untuk digunakan mencicil hutang nya (bisa jadi hanya mencicil bunganya).

Akan ada potensi munculnya persoalan baru, dimana jika KSO habis berlaku (KSO adalah perjanjian berdasar jangka waktu) sementara hutang PT. Merpati kepada pihak ketiga tetap tidak selesai, akhirnya Merpati tetap tidak akan dapat dipertahankan untuk kembali beroperasi. Sementara investor bisa jadi selama masa KSO sudah mendapatkan keuntungan yang cukup dan bisa jadi sudah mandiri dengan membentuk maskapai nya sendiri, akibatnya Rute yang dikelola selama KSO bisa jadi akan diambil alih  oleh Investor.

Kalau dilihat dari sisi kebutuhan dana agar PT. Merpati dapat terus mengoperasikan pesawatnya, sebenarnya Merpati tidak perlu investor KSO. Pada dasarnya Merpati menjual jasa pada penumpang, dimana jasa tersebut dibayar sebelum penumpang menggunakan jasa Merpati, yaitu  berupa ticket. Hal yang sama juga berlaku untuk angkutan barang berupa cargo, dimana Merpati menerima pembayaran juga didepan. Dengan membentuk persero baru dengan kerjasama KSO, sebenarnya investor seolah diberikan modal oleh Merpati untuk mengelola pesawatnya. Investor praktis tidak menyiapkan dana, misal avtur, untuk setiap penerbangan, karena dana itu didapat dari penjualan ticket yang sudah dilakukan.

Dari sisi bagi hasil, terlepas berapa porsen bagi hasilnya yang belum kita ketahui, KSO ini juga hanya ibarat penyambung nafas sementara saja bagi Merpati. Hasil usaha yang mestinya 100% untuk Merpati, dengan adanya KSO akan dibagi. Dan bisa jadi selama setahun awal KSO, Merpati tidak akan dapat apapun dari Persero baru ini, dikarenan deviden akan dibayarkan pada tahun berikutnya. Apakah Merpati masih bisa bertahan menunggu setahun lagi ?

Dan yang lebih celaka adalah para karyawan Merpati. Dimana bisa dipastikan tidak semua akan masuk ke Persero baru tersebut. Bagi yang tidak ikut masuk sebagai karyawan di Persero yang baru, siapa yang akan membayar gaji mereka?

Sementara bagi Merpati dengan adanya anak usaha tersebut tentu tidak akan lagi beroperasi sebagaimana layaknya perusahaan maskapai penerbangan, tidak lagi mengoperasikan pesawatnya (assetnya). Dari mana Merpati bisa membayar gaji karyawannya ?

Hemat saya, rencana Pemerintah khususnya Menteri BUMN untuk menyelesaikan persoalan Merpati dengan jalan KSO harus disikapi dengan kritis dan hati hati. Diteliti dengan seksama, jangan hanya mempertimbangkan kepentingan jangka pendek, dan mengabaikan kemungkinan persoalan baru yang akan muncul, yang nanti nya justru akan makin memberatkan PT Merpati Nusantara Airlines.

Rasanya masih banyak cara penyelesaian lain yang jauh lebih baik, seperti swap hutang menjadi saham, melibatkan BUMN yang ada kepentingan di Merpati untuk ikut memberikan kelonggaran, atau bisa saja meminta bantuan ke Rakyat Indonesia menyelamatkan maskapai ini.

Ya meminta bantuan pada rakyat Indonesia, untuk loyal menggunakan Jasa Maskapai ini, bisa dengan jalan membeli ticket-ticket penerbangan, semua rencana penerbangan melalui Merpati. Meminta juga para pengusaha ekspedisi membela dengan memakai jasa cargo Merpati, memimta bantuan pengusaha-pengusaha Indonesia dan Investor dan banyak lagi yang mestinya dapat dilakukan, tentunya jika pengelola Merpati dan Pemerintah bisa menjaga amanah dan mampu memberikan layanan yang baik bagi para pengguna jasa nya.

Saya koq yakin, dengan 240 juta penduduk Indonesia, pada dasarnya kita ini sangat-sangat mampu mandiri, mengelola kekuatan ekonomi kita sendiri, menguasai segala potensi ekonomi negeri ini sendiri, apalah lagi jika hanya urusan penerbangan yang pasarnya adalah Rakyat Indonesia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun