Tahun 2019 kita pemilu di TPS sampling saja
Nach, kalau semua pertanyaan di atas bisa dijawab oleh parpol dengan meyakinkan, semeyakinkan mereka menerima hasil Quick Count, maka kata-kata sandiwara di atas layak saya cabut. Karena tidak pantas saya sebut penerimaan hasil QC ini sebuah sandiwara. Karena yang namanya sandiwara semua sudah ditata, semua jalan cerita sudah diatur dan hasil akhir dari cerita semua pemain sudah tahu. Dan tentunya dalam sandiwara pasti ada dalangnya yang mengatur semua lakon dari para pemain.
Jika pertanyaan di atas sudah terjawab, maka saya ingin menghimbau sekarang. Menghimbau demi kebaikan 240 juta rakyat Indonesia, yang harus dihabiskan energinya untuk PILEG, yang ternyata bisa ditentukan hasilnya cukup lewat beberapa TPS sampling saja. Dengan dana ratusan milyar, bahkan puluhan trilyun jika digabungkan dengan dana para caleg dan parpol yang terbuang sia-sia, karena ingin mengadakan pemilu di seluruh wilayah Indonesia. Padahal hasilnya ternyata dengan kecanggihan ilmu pengetahuan dapat dilakukan melalui sampling sederhana yang tidak butuh biaya trilyunan.
Jadi ada baiknya parpol (atau KPU?) meminta saja metode dan data TPS yang disampling oleh para lembaga survei, di mana saja itu TPS-nya, kemudian dari data tersebut, tahun 2019, kita cukup PEMILU di TPS sampling itu saja. Setuju kan? ini pasti menghemat banyak sekali, serta saya yakin semua parpol pasti menerima sebagaimana mereka hari ini menerima hasil QC.
Finaly, untuk rakyat (atau saya?) mari minta pada lembaga survei, data lokasi TPS yang mereka survei untuk disampling, apakah itu TPS saya? TPS anda? atau TPS siapa? … kan asyik juga jika kita tahu bahwa TPS kita menentukan nasib 240 juta rakyat Indonesia. hehehe
Ada lembaga survei yang mau memulai membagi datanya?
=================================================
Silahkan baca tulisan lanjutan saya disni dimana coba saya perlihatkan bahwa tanpa mengetahui TPS, DAPIL, Propinsi yang disampling, maka QC tidak akan dapat menunjukkan PEROLEHAN KURSI bahkan manfaatnya pun nyaris kecil sekali QC tsb (kecuali hanya untuk ambang batas dan Presidential threshold), ini karena system Perhitungan pembagian KURSI PILEG 2014 yang berbeda dari 2009, dimana PILEG saat ini semua KURSI habis dibagi di Dapil dengan system rangking suara sisa.... Akan semakin mengherankan kenapa SBY sang ahli strategi memberikan ucapan selamat pada PDI-P... padahal yang menang merebut kursi jika berpegang dgn kecenderungan distribusi hasil QC adalah SBY dan partai2 Koalisi nya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H