Sekali lagi itu baru jakarta !
Dan mari kita lihat jumlah volume BBM yang diirit
Sepeda motor dari satu penumpang ke dua penumpang menghemat 1,4juta Kilo Liter/tahun
Sepeda motor yang beralih naik angkutan umum menghemat 1,1juta Kilo Liter/tahun
Mobil berpenumpang 3-4 orang menghemat 7,6juta Kilo Liter/tahun
Penghematan karena hilangnya kemacetan mobil dijalan 3,9juta Kilo Liter/tahun
Total ada 14juta Kilo Liter pertahun dapat di hemat (35% dari asumsi 40juta Kilo liter)
dan berapa potensi penghematannya? itu sama dengan 14Trilyun 70 Triyun Rupiah (asumsi Bensin Rp5.000/ltr) jika tujuannya pemerintah ingin menghemat Rp1.000 perliter BBM bersubsidi .
Bandingkan dengan tujuan pemerintah mencabut subsidi yang hanya Rp40 Trilyun nasional, jauh lebih menghemat program pengurangan volume ini kan ?
Dan ingat, itu baru di Jakarta saja !!
Andai itu bisa dilakukan setidaknya Rp70 Trilyun bisa di hemat, jalanan menjadi lapang, polusi berkurang, dan masyarakat sejahtera..
Bagaimana kalau di Surabaya, Medan, Denpasar, Bandung, Jogja...juga dilakukan???
Dan bayangkan lagi, jika semua kendaraan tersebut, sudah melaju kencang dijalan karena tidak terjebak macet, ditambahkan lagi teknology pengirit bahan bakar... brapa lagi pengiritannya???
Kalau ini dilakukan, maka efektnya permanen, kita tidak perlu lagi dipusing dengan harga Minyak Mentah dunia yang naik-turun, langka, atau apalah karena sudah terkendali komsumsi BBM bersubsidinya, dan sudah sadar akan mahal nya BBM serta bertranformasinya masyarakat menjadi lebih Logis dan effisien, memakai angkutan umum, memakai kendaraan secara efektif.
Mungkin ini mimpi dan sulit diwujudkan,tapi jika dimulai dari kesadaran bersama, bahwa sudah semakin terbatas nya BBM, sudah semakin buruknya environment, rasanya tidak sulit untuk kita bersama mencoba dan melakukan.